Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggodok pembentukan badan layanan umum (BLU) batu bara.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria menyampaikan, pihaknya masih melakukan serangkaian proses terkait pembentukan BLU batu bara tersebut.
“Perkembangan BLU kami informasikan bahwa saat ini masih berproses koordinasi dengan kementerian atau lembaga lainnya yang terkait,” ungkap Lana ketika dihubungi Bisnis, Kamis (29/12/2022).
Lana juga menambahkan, pihaknya belum bisa memberikan kepastian kapan regulasi yang mengatur BLU batu bara ini rampung.
“Untuk target penerapan BLU kami upayakan sesegera mungkin setelah regulasinya selesai,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan dana kompensasi DMO batu bara yang akan dikelola BLU batu bara berada di kisaran Rp137,6 triliun.
Baca Juga
Menteri ESDM Arifin Tasrif memaparkan, estimasi dana pengelolaan entitas khusus pungutan batu bara itu berdasarkan asumsi harga batu bara acuan (HBA) rata-rata US$200 per ton.
Adapun, perkiraan kebutuhan batu bara DMO untuk PT PLN (Persero) dan industri lainnya, kecuali smelter, berada di kisaran 134 juta ton setiap tahunnya.
Dia menargetkan pembentukan entitas khusus pungutan dana kompensasi batu bara domestik itu akan rampung sebelum 2023 untuk diimplementasikan lebih lanjut.
Kehadiran BLU batu bara ini pun tengah dinantikan oleh para pelaku usaha batu bara. Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira berharap agar BLU tersebut dapat segera terbentuk untuk dapat menyelesaikan persoalan pemenuhan pasokan batu bara dalam negeri.
“Kami menunggu kebijakan untuk BLU ke depannya sehingga bisa ada penyelesaian secara komprehensif,” kata Anggawira.
Sementara itu, terkait pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri, terutama kelistrikan, Anggara mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan batu bara yang tergabung di dalam Aspebindo telah memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).
“Dari anggota kami sih untuk DMO realisasinya sudah terpenuhi dan saya rasa sampai akhir tahun ini kebutuhan PLN no issue ya sudah lebih baik dari tahun lalu,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bawah pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada akhir tahun ini dalam kondisi aman. Harian operasional pembangkit (HOP) mencapai 15 hingga 20 hari. Kondisi ini jauh lebih baik dibandingkan akhir tahun lalu yang sempat kritis.
“Realisasi bahwa kebutuhan batu bara kami terpenuhi, stok kami rata-rata diatas 20 hari operasi, sangat aman, ada yang 15 hari, tapi aman,” ungkap Darmawan saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan pada Kamis (22/12/2022).