Bank Dunia dan IMF
Bank Dunia
Kepala Bank Dunia David Malpass juga memberikan pernyataan atas kekhawatirannya terhadap outlook ekonomi global. Dia memperingatkan akan ada potensi perlambatan pertumbuhan selama beberapa periode ke depan.
"Saya sangat khawatir bahwa dunia berisiko mengalami resesi global. Ini adalah krisis jangka panjang yang sebenarnya bagi orang-orang di negara berkembang," katanya.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Ekonom World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen.
Proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2022 yang diproyeksikan mencapai 5,2 persen.
“Kami proyeksikan tetap kuat, meskipun pertumbuhannya agak sedikit melambat. Pertumbuhan diperkirakan 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,8 persen pada 2023,” katanya.
Di sisi lain, dia memperkirakan tingkat inflasi Indonesia pada 2023 akan tetap berada di atas target sasaran Bank Indonesia, sekitar 2–4 persen, yaitu mencapai 4,5 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, laju inflasi baru diperkirakan melandai pada 2024, yang diproyeksikan mencapai 3,6 persen.
ADB
Dalam laporan terbaru Asian Development Bank Outlook, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat menjadi 4,8 persen pada 2023. Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,0 persen.
Menurut ADB pertumbuhan pada tahun depan akan tertahan oleh melambatnya ekspor barang. Hal ini seiring dengan melemahnya perekonomian di negara maju.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi tahun depan juga akan dipengaruhi oleh konsumsi swasta yang diperkirakan kembali ke tren pertumbuhan, serta dipengaruhi oleh pengetatan kebijakan fiskal dan moneter.
Tingkat inflasi Indonesia rata-rata juga diprediksi menjadi 4,2 persen pada tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, namun masih berada di atas target BI 2–4 persen.
Sementara itu, ADB juga memperkirakan inflasi Indonesia akan tetap tinggi pada 2023 yaitu mencapai 5,0 persen.