Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Jepang Sentuh 3,7 Persen November 2022, Tertinggi Sejak 1981

Inflasi Jepang semakin jauh dari target 2 persen dan berpotensi mengubah arah kebijakan bank sentral.
Street Harajuku, Jepang/
Street Harajuku, Jepang/

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Jepang terus menanjak ke level tertinggi sejak tahun 1981 pada November 2022. Hal ini memicu spekulasi bahwa Bank of Japan (BOJ) akan mengejutkan pasar lagi dengan perubahan kebijakan pada bulan Januari.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (23/12/2022), Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan indeks harga konsumen (IHK), yang tidak termasuk makanan segar, naik 3,7 persen pada bulan November year-on-year (yoy), sejalan dengan perkiraan para ekonom.

Kenaikan harga makanan olahan menjadi pendorong terbesar di balik akselerasi tersebut. Inflasi juga bisa mencapai 4 persen jika bukan karena program subsidi perjalanan pemerintah yang memangkas sekitar 0,3 poin persentase dari kenaikan harga secara keseluruhan.

Menyusul keputusan BOJ yang mengejutkan pekan ini, laju inflasi yang lebih cepat memicu spekulasi bahwa bank sentral semakin dekat ke arah perubahan poros kebijakan. Inflasi inti, yang tidak termasuk makanan segar dan energi, telah melampaui target 2 persen BOJ selama delapan bulan berturut-turut dan sekarang di level 2,8 persen.

Namun, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menegaskan kembali pada konferensi persnya hari Selasa bahwa ia memperkirakan inflasi melambat tahun depan, dan lebih banyak pertumbuhan upah diperlukan untuk mencapai kenaikan harga yang berkelanjutan.

Kuroda mengguncang pasar di seluruh dunia pada hari Selasa dengan mengumumkan bahwa bank sentral akan memperluas target imbal hasil obligasi 10-tahun menjadi sekitar 0,5 persen, dua kali lipat dari batas sebelumnya 0,25 persen.

Kuroda menekankan ini bukan langkah pengetatan, tetapi juga menimbulkan spekulasi bahwa ini adalah langkah untuk keluar dari kebijakan pelonggaran moneter besar-besaran yang telah berlangsung selama satu dekade. 

Goldman Sachs mengatakan bahwa bank sentral Jepang diperkirakan keluar dari kebijakan suku bunga negatif. Takatoshi Ito, seorang pesaing untuk menggantikan Kuroda juga mengatakan langkah pekan ini bisa menjadi langkah pertama menuju jalan keluar dari kebijakan tersebut.

Ekonom Bloomberg Intelligence Yuki Masujima mengatakan inflasi inti akan mencapai 4 persen pada bulan Desember dan kemudian melambat menjadi 2,7 persen pada kuartal I/2023.

“(Penurunan tersebut) terseret oleh subsidi baru untuk menurunkan biaya listrik dan gas yang dimulai pada bulan Januari, selain karena dan efek dasar," ungkap Masujima seperti dikutip Bloomberg.

Pada bulan November, survei Teikoku Databank mencatat 882 item makanan termasuk produk susu mengalami kenaikan harga. Laporan ini juga memperkirakan bahwa harga lebih dari 4.400 produk makanan akan dinaikkan tahun depan, dengan perkiraan puncaknya pada bulan Februari. 

Namun, paket stimulus ekonomi Kishida diperkirakan akan mulai melunakkan efek inflasi pada Januari tahun depan. Langkah-langkah bantuan pengeluaran fiskal senilai 39 triliun yen (US$295 miliar) diperkirakan akan menekan harga energi dan mengurangi tekanan terhadap konsumen dan bisnis.

BOJ masih memperkirakan inflasi melambat di bawah 2 persen pada tahun fiskal 2023, sejalan dengan pandangan pemerintah dalam outlook ekonomi terbarunya. BOJ akan memberikan outlook inflasi dan pertumbuhan ekonomi terbaru dalam pertemuan kebijakan berikutnya pada 17 - 18 Januari 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper