Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang memperkirakan inflasi tetap di bawah target 2 persen dari Bank of Japan (BOJ) pada tahun fiskal 2023, meskipun laju kenaikan harga terus meningkat tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (22/12/2022), Kantor Kabinet Jepang memperkirakan inflasi keseluruhan, termasuk makanan segar mencapai 1,7 persen pada tahun fiskal 2023, tidak berubah dari estimasi sebelumnya.
Seorang pejabat kantor kabinet mengatakan ekspektasi tekanan inflasi akan memuncak, dan langkah-langkah pemerintah untuk memangkas biaya energi tahun depan akan menahan laju kenaikan harga di bawah perkiraan.
Perkiraan tersebut sejalan dengan pandangan terbaru Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda bahwa inflasi akan melambat tahun depan, sehingga memberikan ruang bagi bank sentral untuk melanjutkan kebijakannya meskipun ada spekulasi bahwa perubahan arah kebijakan mungkin akan segera dilakukan.
Sebelumnya, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai rekor untuk pertama kalinya sejak awal pandemi. Paket stimulus Perdana Menteri Fumio Kishida diperkirakan akan berdampak positif pada pertumbuhan.
Berikut adalah proyeksi tahun fiskal 2023:
Baca Juga
- PDB Riil: +15 persen dibandingkan estimasi sebelumnya +1,1 persen.
- Ekonomi riil pada 558,5 triliun yen (US$4,2 triliun) akan mencapai rekor tertinggi untuk pertama kalinya sejak pandemi.
- PDB Nominal: +2,1 persen dibandingkan estimasi sebelumnya +2,2 persen.
- Tingkat pengangguran: 2,4 persen dibandingkan perkiraan 2,3 persen sebelumnya.
Tahun fiskal 2022
- PDB Riil +1,7 persen dibandingkan estimasi sebelumnya +2,0 persen.
- PDB Nominal: +1,8 persen dibandingkan estimasi sebelumnya +2,1 persen.
- Inflasi keseluruhan: +3,0 persen dibandingkan estimasi +2,6 persen sebelumnya.
- Tingkat pengangguran: 2,5 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya 2,4 persen