Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan saat-saat paling menegangkan selama pandemi Covid-19 menghantam Indonesia.
Menurut dia, masa-masa paling menegangkan adalah saat kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi masuk ke Tanah Air.
“Yang paling menegangkan itu di bulan Maret di tahun 2020, saat sesudah diumumkan [kasus konfirmasi masuk ke Indonesia],” kata Airlangga dalam Peluncuran Buku Penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional 2022, di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Dia menuturkan, kala itu pasar modal anjlok hingga Rp3.000 akibat investor yang panic selling. Kondisi makin memburuk lantaran belum masuknya adanya obat-obatan Covid-19 dan APD (alat pelindung diri) hingga hilangnya masker dan hand sanitizer dari pasaran.
“APD yang diekspor tidak boleh diekspor, tetapi kita harus mengurus bea cukai dan urusan diplomasi dan itu adalah di awal kita menangani Covid-19, dan itulah yang paling menegangkan,” ujar Airlangga.
Namun Indonesia patut bersyukur lantaran berhasil melewati masa-masa sulit tersebut. Keberhasilan tersebut tercermin dari tingkat inflasi yang mulai terkendali sebesar 5,42 persen (year-on-year/yoy) pada November 2022 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh impresif sebesar 5,72 persen pada kuartal III/2022.
Selain itu, kasus harian Covid-19 juga tercatat di bawah 5.000 kasus. Airlangga menilai keberhasilan Indonesia bahkan membuat negara anggota G20 bertanya-tanya, bagaimana caranya keluar dari krisis pandemi Covid-19.
Airlangga menjelaskan pemerintah sejak awal telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82/2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Tak hanya itu, kebijakan gas dan rem yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menjadi salah satu kunci sukses Indonesia keluar dari pandemi Covid-19.
“Ini kebijakan Bapak Jokowi, gas dan rem,” pungkasnya.