Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan minat investor untuk ikut menggarap potensi bahan baku nuklir di Indonesia cukup tinggi.
Ketertarikan itu mulai menguat selepas Presiden Joko Widodo atau Jokowi meneken peraturan pemerintah (PP) Nomor 52/2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir pada 12 Desember 2022 lalu.
“Investor yang mau itu malah pakai langsung nuklirnya dari bahan PLTN-nya, kan kita maunya yang pelan-pelan dululah,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Lewat PP itu, Arifin mengatakan, pemerintah ingin lebih dahulu memetakan potensi bahan galian nuklir potensial di dalam negeri sebelum pengembangan lebih masif mendatang.
“Kita pertama identifikasi dulu harus di mana yang ada potensi besar, katanya kan ada salah satunya dari timah ya,” tuturnya.
Seperti diketahui beleid itu mengelompokkan bahan galian nuklir itu menjadi tiga jenis, di antaranya pertambangan mineral radioaktif, pengolahan mineral ikutan radioaktif dan penyimpanan mineral ikutan radioaktif.
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan banyak perusahaan Rusia tertarik untuk ikut mengembangkan industri tenaga nuklir di Indonesia.
Ketertarikan itu ditopang oleh hubungan yang cukup dekat kedua negara selama beberapa dekade belakangan.
Rusia, kata Putin, telah membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi republik muda di kancah internasional.
"Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian," kata Putin saat menjamu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kremlin, Kamis (30/6/2022) sekitar pukul 15.30 waktu setempat.