Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Minat Investor Kembangkan Nuklir Tinggi, Rusia Paling Ngebet

Pemerintah menerbitkan PP Nomor 52/2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir, membuka kesempatan bagi para investor terutama Rusia.
Nyoman Ary Wahyudi
Nyoman Ary Wahyudi - Bisnis.com 16 Desember 2022  |  16:50 WIB
Minat Investor Kembangkan Nuklir Tinggi, Rusia Paling Ngebet
Menara pendingin melepaskan uap air di dekat lahan pertanian di pembangkit listrik tenaga nuklir Nogent yang dioperasikan oleh Electricite de France SA (EDF), di Nogent-sur-Seine, Prancis, Selasa (21/12/2021). Bloomberg - Cyril Marcilhacy

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan minat investor untuk ikut menggarap potensi bahan baku nuklir di Indonesia cukup tinggi.

Ketertarikan itu mulai menguat selepas Presiden Joko Widodo atau Jokowi meneken peraturan pemerintah (PP) Nomor 52/2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir pada 12 Desember 2022 lalu.

“Investor yang mau itu malah pakai langsung nuklirnya dari bahan PLTN-nya, kan kita maunya yang pelan-pelan dululah,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Lewat PP itu, Arifin mengatakan, pemerintah ingin lebih dahulu memetakan potensi bahan galian nuklir potensial di dalam negeri sebelum pengembangan lebih masif mendatang.

“Kita pertama identifikasi dulu harus di mana yang ada potensi besar, katanya kan ada salah satunya dari timah ya,” tuturnya.

Seperti diketahui beleid itu mengelompokkan bahan galian nuklir itu menjadi tiga jenis, di antaranya pertambangan mineral radioaktif, pengolahan mineral ikutan radioaktif dan penyimpanan mineral ikutan radioaktif.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan banyak perusahaan Rusia tertarik untuk ikut mengembangkan industri tenaga nuklir di Indonesia.

Ketertarikan itu ditopang oleh hubungan yang cukup dekat kedua negara selama beberapa dekade belakangan.

Rusia, kata Putin, telah membantu Indonesia membangun kenegaraan dan memperkuat posisi republik muda di kancah internasional.

"Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian," kata Putin saat menjamu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kremlin, Kamis (30/6/2022) sekitar pukul 15.30 waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

nuklir pembangkit listrik tenaga nuklir batan nuklir pembangkit nuklir kementerian esdm esdm menteri esdm
Editor : Kahfi
back to top To top