Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subholding Peti Kemas Pelindo Jelaskan Peta Jalan hingga 2025

PT Pelindo Terminal Petikemas, subholding peti kemas Pelindo, jelaskan peta jalan perusahaan hingga 2025.
Foto udara aktivitas bongkarmuat di dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (3/1/2022).ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara aktivitas bongkarmuat di dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (3/1/2022).ANTARA FOTO/Jojon

Bisnis.com, JAKARTA – Subholding Peti Kemas PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) telah merancang peta jalan atau roadmap rencana kerja yang bakal berlangsung sampai 2025.

Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas Muhammad Adji mengatakan Pada tahun ini, SPTP akan fokus pada lima area, yakni standardisasi operasi terminal peti kemas, digitalisasi dan sistematisasi operasi terminal peti kemas, pengembangan pelabuhan melalui kerja sama strategis, optimalisasi hub (pelabuhan utama) dan spoke (pelabuhan pengumpan), dan terakhir key account management yang terintegrasi.

Dari seluruh fokus yang dirancang, standardisasi operasi menjadi prioritas pertama karena 27 terminal yang dikelola SPTP memiliki kelas, kapasitas, dan kinerja bongkar muat yang berbeda-beda. Sebagai contoh, kapasitas Terminal Peti Kemas Belawan yang mencapai 1 juta TEUs (twenty-foot equivalent per units) tentu sangat berbeda dengan kapasitas TPK Ambon yang hanya 450.000 TEUs.

Dia menekankan bahwa kapasitas dan arus barang di terminal peti kemas di Indonesia Timur rata-rata memang lebih kecil dibandingkan Indonesia Barat, sehingga peralatan yang dibutuhkan juga lebih sedikit.

Arus bongkar muat (throughput) di Belawan pada 2021 misalnya, mencapai 1.115.358 TEUs, sementara Ambon baru 108.682 TEUs. Dengan arus bongkar muat sebesar itu, Belawan didukung 22 unit rubber tyred gantry crane (RTG), sedangkan TPK Ambon hanya punya lima RTG.

“Dalam melakukan standardisasi ini, SPTP tetap mempertimbangkan kelas pelabuhan. Karena itu, standardisasi dilakukan antara lain dengan mengoptimalkan aset atau peralatan, waktu operasi, dan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) di masing-masing terminal, yang dibarengi dengan digitalisasi dan sistematisasi operasional terminal,” ujarnya, Selasa (13/12/2022).

Sampai September 2022, misalnya, SPTP telah merelokasi tiga unit derek dermaga (quay container crane/QCC), dan empat unit derek penumpukan (RTG). Rencananya, SPTP akan mengoptimalkan aset sebanyak 99 unit sampai 2025. Relokasi dilakukan dari terminal yang utilisasinya masih rendah ke terminal yang volume bongkar muatnya meningkat. Hal itu dilakukan setelah melakukan analisis kesesuaian alat yang akan dipindahkan dengan struktur fasilitas yang ada di lokasi tujuan.

Dengan optimalisasi peralatan tersebut, standardisasi operasi di terminal-terminal SPTP , diharapkan bisa dilakukan lebih cepat dan berkelanjutan.

“Pada tahap ini, target yang menjadi perhatian perusahaan adalah tingkat produktivitas yang konsisten, tingkat layanan yang seragam di seluruh terminal, dan identifikasi pelabuhan mana saja yang akan menjadi hub dan spoke,” tekannya.

Saat ini, TPK Nilam merupakan satu dari 15 terminal peti kemas yang sudah dikelola SPTP pada 2022. Masih ada beberapa cabang Pelindo yang akan dioperasikan oleh SPTP pada rentang waktu 2023-2025.

Seperti diketahui, Penyerahan Terminal Peti Kemas (TPK) Nilam pada 1 Januari 2022 menjadi penanda alih operasi terminal tersebut dari PT Pelindo (Persero) kepada PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). Perusahaan ini merupakan satu dari empat subholding yang dibentuk Pelindo pasca merger pada 1 Oktober 2021 lalu.

Tiga subholding lainnya adalah PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Solusi Logistik, dan PT Pelindo Jasa Maritim. Subholding ini juga mengelola 12 terminal lainnya melalui tujuh anak perusahaan yakni PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, PT IPC Terminal Peti Kemas, PT Terminal Teluk Lamong, PT Kaltim Kariangau Terminal, PT Prima Multi Terminal, dan PT Prima Terminal Petikemas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper