Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia dan China Setop Moratorium, RI Kembali Impor Bahan Baku Fosfat dan Potasium

Sebanyak 30 persen potasium bahan baku pupuk untuk kebutuhan global dipasok dari Rusia dan Belarusia. Sedangkan China memproduksi 20 persen pupuk global.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Rusia dan China telah menghentikan moratorium atau penangguhan ekspor pupuk/bahan baku pupuk yang berlangsung sejak tahun lalu menyusul memanasnya kondisi geopolitik akibat perang Rusia - Ukraina. 

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan dengan dibukanya moratorium tersebut, Indonesia pun akan kembali mengimpor bahan baku fosfat dan potasium dari Rusia untuk produksi pupuk tahun depan. 

"Tahun depan, Rusia dan China akan menjadi negara pemasok utama untuk bahan baku fosfat dan potasium. Selain itu, bahan baku fosfat dan potasium diimpor dari Kanada, Mesir, dan beberapa negara lain," kata Wijaya kepada Bisnis, Selasa (13/12/2022). 

Sebagaimana diketahui, moratorium ekspor pupuk yang dilakukan China mengurangi pasokan pupuk dunia sebesar 20 persen. Sementara itu, sebanyak 30 persen potasium untuk kebutuhan global dipasok dari Rusia dan Belarusia.

Wijaya tidak memberikan detil mengenai jumlah bahan baku fosfat dan potasium yang akan diimpor dari negara-negara tersebut. Namun, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), keempat negara tersebut merupakan kontributor utama terhadap pasokan pupuk RI tahun lalu. 

Indonesia mengimpor sebanyak 5,69 juta ton dari keempat negara tersebut. Dengan perincian, Kanada sebanyak 1,8 juta ton, China sebanyak 1,78 juta ton, Kanada 1,13 juta ton, dan Rusia sebanyak 974.000 ton. 

Total, Indonesia melakukan impor sebanyak 8,12 juta ton pada tahun lalu dari 13 negara pemasok. Adapun, nilai impor pupuk Indonesia pada 2021 mencapai US$2,21 miliar. 

Selain itu, dengan dibukanya moratorium ekspor oleh Rusia dan China, kondisi rantai pasok untuk produksi pupuk di Tanah Air tahun depan pun bisa dikatakan membaik dibandingkan dengan tahun ini. 

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri sudah menerbitkan Kepmentan No. 734/2022 tentang Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2023.

Dalam beleid tersebut, ditetapkan alokasi untuk pupuk urea sebanyak 5.570.330 ton, nitrogen, posfor, dan kalium (NPK) 3.232.373 ton, serta NPK formula khusus 211.003 ton. Total, alokasi pupuk untuk 2023 sebanyak 9.013.706 ton. 

"Menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sektor pertanian tahun anggaran 2023 menurut jenis, jumlah, dan sebaran provinsi," tulis aturan yang diperoleh Bisnis. 

Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan alokasi tertinggi, yakni sebanyak 1.002.944 ton untuk pupuk urea, 621.355 ton untuk pupuk NPK, dan 5.467 ton pupuk NPK formula khusus. Total, alokaso pupuk di Jawa Timur mencapai 1.629.766 ton. 

Dari sisi harga, ditetapkan HET masing-masing senilai Rp2.250 per kg untuk pupuk urea, Rp2.300 per kg untuk pupuk NPK, serta Rp3.300 untuk pupuk NPK untuk kakao atau yang juga disebut dengan istilah NPK formula khusus.

Harga-harga tersebut, kata Wijaya, tidak mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir, meskipun tahun ini terjadi moratorium ekspor dari 2 pemasok utama. 

Alokasi pupuk bersubsidi tahun ini sedikit menurun dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2022, pemerintah mengalokasikan kebutuhan pupuk nasional sekitar 9,1 juta ton untuk jenis untuk jenis urea, NPK, ZA, SP 36, dan organik.

Kebutuhan tersebut tercukupi sejalan dengan realisasi produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) sebanyak 9,1 juta ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan 75-80 persen dari produksi tahunan perusahaan. 

Total, Pupuk Indonesia merealisasikan produksi sebanyak 12,3 juta ton pada 2022. Atau mencapai 89 persen dari 13,7 juta ton total kapasitas produksi tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper