Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan alokasi pasokan gas untuk pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) pada tahun depan dalam kondisi aman.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, tidak ada masalah sama sekali terkait alokasi pasokan gas untuk PIM. SKK Migas dan PIM telah berdiskusi mengenai hal ini. Dwi menyebutkan, kebutuhan gas untuk pabrik PIM-1 pada 2023 mendatang sebanyak 5 kargo akan tetap dipenuhi.
"Tersedia, kita sudah hitung-hitung kok, kalau pakai LNG kargonya ada," tegas Dwi saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, dikutip Senin (12/12/2022).
Menurut Dwi, awalnya pabrik pupuk pelat merah ini berencana akan mengimpor gas untuk keperluan produksi mereka, tetapi urung dilakukan.
Dia menyebut, penyebab PIM-1 batal mengimpor kebutuhan gas dari luar negeri adalah terkait permasalahan biaya yang dikeluarkan ternyata lebih besar dari perkiraan.
"Manajemen pupuk yang tadinya justru berencana mau impor tapi ternyata kan, ya kita yakinlah bahwa impor LNG tidak lebih murah daripada LNG yang diproduksi yang ada di Indonesia," katanya.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengungkapkan bahwa kebutuhan gas pabrik PIM-1 akan dipenuhi dari uncommitted kargo. Hal ini lantaran PIM-1 baru mereaktivasi kebutuhan gasnya hingga Desember 2022.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut bahwa manajemen PIM-1 kesulitan mendapatkan alokasi gas dan produksi perseroan terancam.
"Sekarang yang didorong oleh pemerintah, memastikan Pupuk Iskandar Muda ini tetap produksi dan kami juga masih kesulitan gas terus terang ini, Januari bisa mati lagi kalau gasnya belum dapat lagi, memang kita sedang fokus di situ," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022).