Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Prediksi Pergerakan Masyarakat saat Libur Nataru

Kemenhub memprediksi pergerakan masyarakat saat periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Kendaraan melintas di ruas tol Tangerang-Merak di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/12/2021)./Antara
Kendaraan melintas di ruas tol Tangerang-Merak di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (2/12/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi tren pergerakan masyarakat yang tinggi akan berlangsung hingga pekan kedua Januari 2023.

Menurut Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, tren itu terlihat dari tingginya permintaan masyarakat terhadap angkutan libur akhir tahun yang sudah terlihat dari sekarang. Permintaan tinggi akan berlanjut hingga pekan kedua Januari 2023.

"Sekarang sudah kelihatan booking-booking akhir tahun sudah naik. Ini tren Nataru [Natal dan Tahun Baru] bisa berlangsung sampai dengan Minggu pertama dan Minggu kedua Januari [2023]," jelasnya usai Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Senin (12/12/2022).

Khususnya pada angkutan udara, Adita menyebut sudah ada total sekitar 400 unit armada pesawat yang siap beroperasi dari seluruh maskapai.

"Ada sekitar 400-an armada total dari semua maskapai. Baik komersial berjadwal dan tidak," tuturnya.

Di sisi lain, Adita juga mengatakan bahwa kebijakan fuel surcharge akan masih ada untuk periode libur akhir tahun. Harga tiket pesawat juga diimbau untuk tidak keluar dari koridor Tarif Batas Bawah (TBB) maupun Tarif Batas Atas (TBA) yang sudah ada.

Kebijakan fuel surcharge, lanjut Adita, juga akan terus dipantau seiring dengan turunnya harga minyak global pada perdagangan hari ini, Senin (12/12/2022).

Mengutip data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,70 persen atau 0,50 poin ke US$70,52 per barel. Adapun, harga minyak Brent terpantau turun 0,57 poin atau 0,75 persen ke US$75,53 per barel.

"Kami sambil lihat perkembangan minyak itu, tapi armada dan sebagainya masih bergerak. Nanti kami lihat lagi kemampuan maskapai, ini dampaknya ke operating cost masih tinggi. Itu salah satu pertimbangan kami keluarkan fuel surcharge," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper