Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Impor Beras, Pengamat Pesankan Ini untuk Perum Bulog

Impor beras diharapkan tak menganggu harga di petani, sebab panen raya diproyeksikan akan terjadi di akhir Februari 2023.
Ilustrasi impor beras yang dilakukan Perum Bulog/Istimewa
Ilustrasi impor beras yang dilakukan Perum Bulog/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat pertanian meminta Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) untuk memastikan beras impor sebanyak 200.000 ton yang akan masuk ke Indonesia agar tidak mengganggu harga di tingkat petani dan menyebabkan anjloknya harga. Hal itu, mengingat panen raya diproyeksikan akan terjadi pada akhir Februari 2023.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menekankan Perum Bulog agar segera mendatangkan stok impor sebelum akhir tahun atau sebelum panen raya dan menjaga peredaran beras impor dengan langsung memasukkan pasokan tersebut ke gudang Bulog.

“Tidak mengganggu harga petani itu konteksnya saat panen nanti, akhir Februari atau awal Maret 2023. Caranya, beras hanya akan keluar gudang apabila dibutuhkan, terutama untuk operasi pasar dan keperluan lain,” ungkapnya, Kamis (8/12/2022).

Khudori berharap stok cadangan beras pemerintah (CBP) dapat tersedia setidaknya setara dengan 6 bulan jumlah pengeluaran untuk operasi pasar atau program Ketersediaan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Bila mengacu pada penyaluran CBP di 2020-2021, kata Khudori, rata-rata pengeluaran beras Perum Bulog setiap bulannya mencapai 120.000 ton. Bila harus memiliki stok setidaknya untuk 6 bulan, artinya Perum Bulog setidaknya harus memiliki 720.000 ton CBP.

“Sementara stok beras di gudang Bulog saat ini kan [kurang dari] 500.000 ton,” katanya.

Untuk diketahui, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, saat ini stok beras milik Perum Bulog secara total, baik komersial maupun CBP, tersedia sebanyak 494.202 ton. Dia menjelaskan bahwa dari jumlah tersebut, stok komersial tersedia sebanyak 198.965 ton (40,24 persen) dan stok CBP 295.337 ton (59,76 persen).

Dengan demikian, butuh setidaknya sekitar 700.000 ton untuk mencapai batas minimal stok CBP, sebesar 1-,12 juta ton, yang harus dipasok dari dalam negeri sebesar 500.000 ton dan 200.000 ton dari luar negeri.

“Sebenarnya, stok CBP kami itu sekarang tinggal 295.000 ton,” ucap Arief dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR bersama Menteri Pertanian, Kepala BPS, Kepala Bapanas, Dirut Perum Bulog, dan Dirut PT RNI, Rabu (7/12/2022).

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menegaskan pihaknya tengah mengupayakan stok beras dari luar negeri tersebut akan datang dalam waktu dekat.

“Kami upayakan Desember 2022, ini tinggal hitungan minggu. Sudah jelas kami tidak berhasil mendapatkan yang di dalam negeri sebanyak 500.000 ton, hanya ada 166.000 ton, maka harus datangkan minimal 200.000 ton, tapi tidak mudah mendapatkan itu,” kata Buwas usai menghadiri Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR, Rabu (7/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper