Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah terus berupaya mendorong akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Hal ini juga sebagai komitmen pemerintah untuk mewujudkan percepatan transformasi digital, yang merupakan salah satu agenda prioritas G20 di bawah Presidensi Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa transaksi digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$220 miliar atau Rp3.429 triliun pada tahun ini.
“Di Indonesia, direncanakan pertumbuhannya mencapai US$250 miliar pada 2023, namun ternyata ditarik ke depan, tahun ini diperkirakan sudah US$220 miliar,” katanya dalam Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) 2022, Selasa (6/2/2022).
Airlangga juga mengharapkan agar pemerintah daerah turut mendukung percepatan transformasi digital tersebut.
Program transformasi digital juga diusung oleh pemerintah Indonesia yang akan memegang posisi keketuaan Asean pada tahun depan. Pemerintah juga mendorong Digital Economy framework Agreement pada forum Asean, yang sebelumnya ditargetkan untuk disepakati pada 2025.
“Memang negara lain ingin Digital Economy framework Agreement 2025, tapi kita berhasil menarik ke 2023, karena digitalisasi itu cepat, maka dalam keketuaan Asean kita akan ambil alih,” kata dia.
Baca Juga
Airlangga pun mengapresiasi kerja sama cross border payment di antara bank sentral Asean 5, sehingga QRIS dapat digunakan di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
“Kalau QRIS bisa dipakai di regional, maka kebutuhan terhadap dolar AS akan menurun, maka akan memperkuat cadangan devisa kita,” jelas Airlangga.