Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir: Indonesia Defisit 200 Unit Pesawat Penumpang

Menteri BUMN Erick Thohir menilai Indonesia mengalami defisit 200 unit pesawat usai pandemi Covid-19 untuk melayani transportasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/6/2022).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Indonesia masih mengalami kekurangan pesawat yang beroperasi setelah dua tahun pandemi Covid-19. Menurutnya, kebutuhan pesawat di dalam negeri masih sekitar 200 unit untuk bisa melayani kebutuhan transportasi masyarakat.

Hal itu disampaikannya pada Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (5/12/2022). Kebutuhan pesawat, terang Erick, sejalan dengan kebutuhan untuk menanggulangi harga tiket pesawat yang tinggi dan untuk transportasi antarpulau.

Erick membandingkan kebutuhan pesawat Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Adapun, dia menyebut total armada pesawat yang ada di AS mencapai 7.500 unit pesawat dengan Produk Domestik Bruto (PDB) 10.000 dan total penduduk 603 juta jiwa.

"Kalau kita di 4.000 [PDB] berarti anggap 10 persen dari GDP AS yang 40.000, berarti 750 pesawat yang dibutuhkan di Indonesia. Hari ini, kurang lebih masih 550 unit. Artinya, ada potensi bagaimana domestik harus diprioritaskan," jelasnya di Gedung DPR, Senin (5/12/2022).

Oleh karena itu, Erick menyoroti pentingnya bagi maskapai nasional seperti Garuda Indonesia untuk menambah armadanya terutama untuk penerbangan domestik.

Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun yang dalam proses persetujuan di Komisi XI DPR dinilai bisa membantu BUMN penerbangan itu untuk bisa menambah unit pesawat yang beroperasi pada tahun depan.

"Di tahun depan, kami harapkan jumlah pesawatnya terus meningkat sehingga bisa menyeimbangkan [kebutuhan] untuk melayani transportasi masyarakat secara menyeluruh. Itu yang kami dorong untuk Garuda," lanjut Erick.

Seperti diketahui, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) telah diberikan lampu hijau untuk menerima PMN senilai Rp7,5 triliun sebelumnya oleh Komisi VI DPR. Harapannya, PMN bisa dicairkan sebelum akhir tahun.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan saat ini masih menunggu cairnya dana segar itu. Dia menegaskan PMN akan dialokasikan untuk restorasi pesawat yang sebelumnya disimpan selama pandemi.

"[Saat ini] belum [turun]. Mayoritas akan dipakai untuk restorasi pesawat dan modal kerja. Tidak untuk bayar utang," tegasnya, Jumat (2/12/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper