Bisnis.com, JAKARTA - Tren pelemahan penjualan apartemen diperkirakan masih akan berlanjut di 2023. Hal ini disebabkan adanya pergeseran minat konsumen yang lebih memilih rumah tapak ketimbang hunian vertikal.
Penjualan apartemen pada semester I/2022 hanya naik tipis yaitu sebesar 0,1 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada semester kedua tahun ini hingga tahun 2023 diperkirakan penjualan apartemen masih cenderung lesu.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia melaporkan hasil riset terbaru menujukkan perkiraan pertumbuhan properti, di mana strata apartemen masih stagnan cenderung melemah.
"Di tengah pandemi, preferensi pemilihan residensial untuk kelas end user pasti memilih rumah yang punya sirkulasi langsung dengan alam, bisa jalan-jalan keluar. Kalau di apartemen mungkin relatively compact ya kita duduk barengan di compact space gtu," kata Syarifah dalam paparannya pada Kamis (1/12/2022) lalu.
Menurutnya, untuk segmen end user atau pengguna langsung yang komposisi terbesarnya merupakan generasi milenial yang memerlukan properti pertama, maka preferensinya akan ke rumah tapak dibandingkan strata apartemen atau apartemen jual. Pasalnya, rumah tapak menawarkan hunian yang open space, luas, sirkulasi lebih baik, dan pendanaan yang terjangkau.
"Pada segmen end user di kelas milenial kita harus menelisik keterjangkauannya, apakah unit-unit strata apartemen ini sesuai dengan profil keuangan mereka," jelasnya.
Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Hari Ganie, membenarkan saat ini ketertarikan konsumen untuk tinggal di apartemen menurun, karena konsumen saat ini memperhitungkan aspek kesehatan dan lingkungan.
"Apartemen itu kan secara kesehatan orang lihatnya di dalam [ruangan] AC, di koridor AC, sekarang orang ingin di daerah yang sehat," ujar Hari.