Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan akan membangun 200 unit rumah baru di lahan relokasi untuk korban terdampak gempa bumi di Cianjur.
Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, mengatakan nantinya unit rumah tersebut akan menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) di 2,5 hektare lahan yang sudah dilakukan land clearing oleh Pemda setempat.
"Tanah yang sudah disiapkan ada 2,5 hektar sementara ini. Itu di Kecamatan Cilaku sebrang dari Kec. Cigenang, karena disitu cukup padat dan tidak mudah mencari tanah kita sudah ada sekitar 2,5 hektar itu cukup 200 unit," kata Endra kepada wartawan, Kamis (1/11/2022).
Adapun, rumah yang akan dibangun kembali oleh PUPR hanya rumah-rumah yang direlokasi dengan kerusakan berskala berat, artinya yang sangat parah dan tidak bisa dihuni lagi.
Sementara itu, rumah dengan kerusakan ringan, sedang, dan berat tetapi masih bisa diperbaiki, maka tidak akan direlokasi. Rumah-rumah tersebut merupakan tanggung jawab dari BNPB.
Menurut Endra, relokasi perlu dilakukan untuk memindahkan lokasi hunian agar terhindar dari letak sesar sekaligus meminimalisir dampak gempa yang berpotensi terjadi kembali.
"Jadi karena kita sudah tahu maka masyarakat kita minta secara sukarela melakukan dan menyetujui untuk usulan relokasi dari Pemda," ujarnya.
Di samping itu, pihaknya telah menghitung kavling atau lahan siap pakai sebesar 36 meter persegi untuk luas rumahnya dan 60 meter peersegi untuk luas tanah.
"1 hekktare bisa 80 unit dan itu dibangun dengan teknologi RISHA," jelasnya.
Dia mengungkapkan untuk saat ini, belum ada kontraktor dari BUMN maupun swasta yang ditunjuk untuk melakukan relokasi. Namun, untuk land clearing PUPR telah meminta BUMN terdekat dengan lokasi bencana yaitu di Brantas Abipraya yang ada di Ciawi untuk mengerahkan alat berat.
"Sejak kemarin sudah berjalan, mudah-mudahan kemarin juga sudah dikirim stok RISHA nya ke lokasi, jadi kita sudah bisa mulai instalasi," ungkapnya.
Endra menambahkan, dari 200 unit dan 2,5 hektare lahan tersebut masih dapat bertambah. Namun, untuk hal itu PUPR masih menunggu penetapan lokasi dari Pemda setempat untuk menyiapkan lahan.