Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan merelokasi bangunan yang rusak berat akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Zainal Fatah, mengatakan pihaknya akan menggunakan teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) dalam rekonstruksi bangunan di Cianjur.
Berdasarkan data sementara yang tercatat, ada sebanyak 11.000 bangunan mengalami rusak berat, 11.000 rusak sedang, dan 22.000 rusak ringan. Adapun, PUPR diberi tugas untuk merekonstruksi bangunan yang rusak berat saja.
"Kita gunakan [RISHA] di seluruh rumah-rumah korban terdampak dan direlokasi. PUPR akan gunakan teknologi itu," kata Zainal kepada wartawan, Selasa (29/11/2022).
RISHA merupakan rumah dengan menerapkan desain modular yakni konsep yang membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil. Dengan ukuran efisien, rumah ini dapat dirakit dan dikembangkan sesuai kebutuhan penghuni.
Teknologi RISHA diklaim sebagai bangunan kokoh anti gempa. Hal ini dibuktikan dengan dua bangunan sekolah di Cianjur yang menggunakan teknologi tersebut dan tetap kokoh setelah diterpa gempa.
Di sisi lain, produk hasil Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian PUPR ini telah digunakan untuk merekonstruksi rumah korban erupsi Gunung Semeru, Kab. Lumajang, Jawa Timur.
"Ada 1.900-an lebih unit rumah yang kita bangun dalam waktu 2,5 bulan selesai. Itu terbuksi bisa dilakukan cepat," jelasnya.
Artinya, RISHA tak hanya menawarkan keamanan tetapi juga kecepatan dalam pembangunan. Untuk saat ini, PUPR tengah menunggu hasil clearance land dari Pemda setempat untuk segera memulai relokasi hunian korban gempa.
Diberitakan sebelumnya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, melaporkan akan menyiapkan 2 hektare lahan untuk relokasi rumah korban gempa Cianjur. Di samping itu, Zainal optimis, nantinya pembangunan akan selesai dengan cepat.