Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sikap Pengusaha Pelayaran Hadapi Ancaman Resesi Global

INSA memberikan pandangan pengusaha pelayaran dalam menghadapi risiko ancaman resesi global.
Ilustrasi - Suasana di sekitar Pelabuhan Mamuju, Sulawesi Barat./Bisnis-Istimewa
Ilustrasi - Suasana di sekitar Pelabuhan Mamuju, Sulawesi Barat./Bisnis-Istimewa

Pada 2023, volume perdagangan minyak diperkirakan akan meningkat sebesar 2 persen, dengan potensi peningkatan ton mile akibat perubahan pola dan rute perdagangan sebesar 6 persen.

Melihat kondisi seperti itu, Carmelita menyebut pasar tanker pada 2023 menunjukan kondisi yang cukup menjanjikan. Untuk pasar domestik, kondisi pasar juga menunjukan gejala yang serupa. Penggunaan B30 atau B40 juga memicu terjadinya penaikan jenis kapal angkutan cair (tanker) di domestik. Meski begitu, penggunaan bahan bakar tersebut juga menjadi tantangan karena adanya penambahan biaya pemeliharaan mesin kapal.

Pada jenis kapal offshore, dia juga menilai masih akan tetap tumbuh meski tidak akan signifikan pada 2023. Karena belum ada tanda-tanda peningkatan kebutuhan kapal penunjang offshore.

Menurutnya, pelayaran nasional juga lebih percaya diri dalam menghadapi sentimen global tahun depan, mengingat pelayaran telah banyak mengambil pelajaran dan berhasil melewati badai Covid-19. Namun begitu, dia mewaspadai adanya penaikan biaya perawatan kapal karena fluktuasi nilai tukar rupiah, mengingat 70 persen komponen kapal masih impor.

“Jadi ancaman resesi pada 2023 mungkin akan berdampak bagi pelayaran nasional, tapi selama konsumsi domestik kita masih tumbuh, maka dampaknya tidak signifikan. Kita meski optimis, tapi harus bersikap waspada atas situasi ekonomi tahun depan,” tekannya.

Terlebih, banyak lembaga memproyeksikan ekonomi nasional masih di jalur pertumbuhan positif pada tahun depan. Namun, tekannya, pemerintah tetap harus memastikan bahwa daya beli masyarakat di dalam negeri terjaga baik, sehingga ekonomi di dalam negeri tetap kuat.

Dari sisi industri pelabuhan Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono hanya berharap kinerja positif pada 2022 minimal dapat diraup pada 2023.

Arif menilai selama kondisi pandemi pandemi mereda dan bahkan hilang pada 2023, maka aktivitas pergerakan peti kemas akan lebih baik. Strategi Pelindo dalam menghadapi kondisi global dan tahun politik pada 2023 tidak akan jauh berbeda dari sebelumnya yang menjadi target pasca merger. Pekerjaan rumah awal Pelindo sebelum merger adalah melakukan transformasi layanan di setiap pelabuhan di bawah Pelindo. Dengan demikian, hal tersebut bisa berdampak dalam memperbaiki efisiensi logistik dan memperpendek cargo stay dan port stay.

"2023 itu masih agak samar agak kabur. Tapi kami tetep optimis pergerakan juga masih kelihatan stabil minimal seperti pada 2022. Kita harapkan seperti itu,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper