Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA Waspadai Ancaman Resesi Global ke Bisnis Pelayaran di 2023

INSA memprediksi ancaman resesi global pada 2023 tidak akan berdampak signifikan pada kinerja pelayaran Indonesia.
Wakil Ketua Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020)./BISNIS-Rinaldi M. Azka
Wakil Ketua Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto saat ditemui di Menara Kadin, Selasa (18/2/2020)./BISNIS-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Shipowners' Association (INSA) memprediksi ancaman resesi global pada 2023 tidak akan berdampak signifikan pada kinerja pelayaran sebagai bagian dari sektor logistik nasional.

Ketua Umum DPP INSA, Carmelita Hartoto, mengaku optimistis terkait kinerja pelayaran sebagai salah satu unsur dalam sektor logistik pada tahun depan. Untuk tahun ini, dia menilai kinerja pelayaran baik domestik maupun mancanegara berjalan dengan baik.

Menurut Carmelita, pada tahun depan, kinerja pelayaran domestik akan lebih baik dibandingkan internasional.

"Kalau ada resesi, angkutan luar negeri mulai menipis, tapi, selama domestik cukup baik serta daya saing maupun daya beli cukup baik, maka tidak akan bermasalah," kata Carmelita pada acara Bisnis Indonesia Logistics Forum & Awards 2022, Selasa (8/11/2022).

Dari segi angkutan kontainer, Carmelita memprediksi adanya penurunan kargo pada kegiatan pengangkutan mancanegara. Sementara itu, kegiatan kargo domestik masih akan tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian nasional.

Pada sisi komoditas yang diangkut, Carmelita menyebut pengangkutan batu bara akan tetap memiliki kinerja yang baik sejalan dengan permintaan impor tinggi dari sejumlah pasar utama yakni China.

"Sementara untuk offshore, ada juga saya lihat perubahan maupun kemajuan akan tetapi tidak signifikan. Untuk tanker sendiri lebih baik dari offshore, karena sampai saat ini belum ada sumur-sumur yang dibangun lebih banyak," ujarnya.

Terkait harga minyak, Carmelita mengungkapkan bahwa INSA juga akan terus memantau pergerakan harga sejalan dengan naik-turunnya kebijakan harga komoditas tersebut. Seperti diketahui, naik-turun harga minyak bakal berpengaruh pada biaya freight.

Pada akhirnya, risiko global seperti Covid-19, resesi ekonomi dunia dan perang Rusia-Ukraina akan menjadi ancaman bagi seluruh sektor industri termasuk pelayaran. Hal itu termasuk penaikan biaya logistik.

"Tentunya ada pengaruh. Dengan freight tapi bukan kita saja. Kita tidak boleh pesimistis, tapi harus tetap hati-hati," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper