Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 88,7 persen anggaran pelaksanaan pertemuan G20 adalah untuk belanja infrastruktur di Bali, terutama di sekitar lokasi pertemuan para pemimpin dunia.
Rangkaian pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia telah resmi berakhir pada pekan lalu. Acara setahun penuh itu ditutup dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15—16 November 2022 di Nusa Dua, Bali.
Berdasarkan keterangan Kementerian Keuangan, pemerintah menggelontorkan anggaran Rp674 miliar untuk persiapan dan pelaksanaan rangkaian pertemuan G20 Bali. Total anggaran itu terdiri dari realisasi belanja Rp8,11 miliar pada 2021 dan sisanya pada tahun ini.
Kementerian Keuangan menyatakan bahwa 88,7 persen dari total anggaran itu merupakan belanja untuk penguatan infrastruktur di Pulau Dewata. Hal itu terdiri dari pemeliharaan, rehabilitasi, dan rekonstruksi jalan, hingga penataan dan rehabilitasi tempat lainnya.
"Sebanyak RP598,1 miliar #UangKita dialokasikan untuk memperkuat infrastruktur pendukung acara di Pulau Dewata, Bali," tertulis dalam unggahan media sosial Direktorat Jenderal Anggaran Kemenkeu, dikutip pada Senin (21/11/2022).
Pemerintah melakukan preservasi jalan dan jembatan di sekitaran Pesanggaran, Jimbaran, Uluwatu, Jalan Bandara Ngurah Rai, dan Siligita. Anggaran preservasi jalan dan jembatan sepanjang 28,53 kilometer itu mencapai Rp391,7 miliar.
Lalu, pemerintah pun melakukan penataan kawasan hutang mangrove yang menjadi lokasi pembuka pertemuan KTT G20 hari kedua. Penataan itu memakan biaya Rp110 miliar.
Pemerintah pun merehabilitasi waduk untuk tampungan, meningkatkan suplai air baku, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung. Pembangunan itu memakan anggaran Rp96,4 miliar.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pelaksanaan rangkaian pertemuan G20 akan berkontribusi US$533 juta atau Rp7,4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB). Artinya, nilai belanja APBN itu diperkirakan berdampak 10 kali lipat terhadap PDB.
Sri Mulyani pun memperkirakan bahwa gelaran G20 akan meningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun. Kemenkeu pun meyakini rangkaian acara itu melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan menyerap 33.000 orang tenaga kerja.
"Gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mananegara hingga 1,8—3,6 juta dan 600.000—700.000 lapangan kerja baru ditopang kinerja sektor kuliner, fesyen, dan kriya," tertulis dalam informasi di laman Ditjen Anggaran Kemenkeu.