Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI: Inflasi hingga Pekan Ketiga November Capai 0,13 Persen

Survei Pemantauan Harga, Bank Indonesia memperkirakan inflasi hingga minggu ketiga November 2022 capai Capai 0,13 Persen.
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan inflasi hingga minggu ketiga November 2022 mencapai 0,13 persen secara bulan (month-to-month/mtm).

“Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu ketiga November 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,13 persen mtm,” katanya dalan keterangan resmi, Jumat (18/11/2022).

Erwin menjelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu telur ayam ras, tomat, dan rokok kretek filter, masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.

Di samping itu, sejumlah komoditas pangan lainnya turut menyumbang inflasi, diantaranya daging ayam ras, tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, minyak goreng, air kemasan, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen mtm. 

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah -0,09 persen mtm, cabai rawit -0,03 persen mtm, dan bawang putih -0,01 persen mtm.

Pada Oktober 2022, inflasi tercatat sebesar 5,71 persen secara tahunan, masih di atas sasaran BI 2–4 persen, meskipun lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,95 persen secara tahunan. 

Inflasi kelompok volatile food turun menjadi 7,19 persen secara tahunan dinilai perlu adanya penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP-TPID dan GNPIP untuk penurunan lebih lanjut. 

Inflasi administered prices tercatat sebesar 13,28 persen (yoy) juga dinilai perlu adanya penguatan koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih rendah. 

Proyeksi konsensus pada November 2022 menunjukkan menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi, yaitu 5,9 sebesar seca tahunan, meski lebih rendah dari bulan sebelumnya 6,7 persen secara tahunan. 

Dengan perkembangan tersebut, BI menyatakan akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2—4 persen lebih awal, yaitu pada semester pertama tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper