Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Menko Airlangga Pede Defisit APBN Kurang dari 3 Persen pada 2023

Inflasi pada Oktober 2022 juga mengalami penurunan menjadi 5,71 persen yoy dibandingkan inflasi pada September 2022 yang tercatat sebesar 5,95 persen yoy.
Rika Anggraeni
Rika Anggraeni - Bisnis.com 06 November 2022  |  01:26 WIB
Menko Airlangga Pede Defisit APBN Kurang dari 3 Persen pada 2023
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - Dok. ekon.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak melebihi angka 3 persen pada tahun depan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperlihatkan melalui beberapa leading indicator dengan tren positif.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan PMI Manufaktur Indonesia masih berada dalam zona ekspansif di level 51,8 pada Oktober 2022. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga menunjukkan persepsi konsumen yang ekspansif di level 117,2.

Alhasil, Airlangga yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau bahkan lebih tinggi pada kuartal III/2022. Adapun, inflasi pada Oktober 2022 juga mengalami penurunan menjadi 5,71 persen yoy dibandingkan inflasi pada September 2022 yang tercatat sebesar 5,95 persen yoy.

“Indonesia memiliki situasi yang berbeda dengan negara lain. Fundamental ekonomi Indonesia kuat. Tahun depan [2023], defisit APBN kurang dari 3 persen,” kata Airlangga dalam siaran tertulis, Sabtu (5/11/2022).

Di samping itu, menteri yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar itu juga menjelaskan terkait upaya yang tengah dilakukan Indonesia dalam melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan. Salah satunya adalah dengan pengembangan proyek besar hydropower di Kalimantan Utara yang dapat menghasilkan 12 GigaWatt. Rencananya, ungkap Airlangga, proyek tersebut menjadi salah satu program dalam inisiatif Amerika Serikat, yakni Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).

Selain itu, Airlangga menilai bahwa inklusivitas dari transformasi ekonomi digital menjadi sesuatu yang penting. Pasalnya, imbuhnya, ketika suatu negara ingin mengembangkan digital ekonomi, maka negara tersebut membutuhkan infrastruktur seperti data center.

“Yang mana data center tersebut membutuhkan banyak energi, sehingga perlu didukung dengan renewable energy,” ujarnya.

Adapun, Airlangga mengungkapkan Indonesia juga sudah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Nongsa Digital Park di Batam untuk data center yang telah diresmikan pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

apbn airlangga hartarto ekonomi indonesia
Editor : Andhika Anggoro Wening

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top