Bisnis.com, BADUNG - Upaya penggunaan energi bersih melalui pemanfaatan gas bumi telah menjadi tren di sektor pariwisata di Bali, khususnya untuk perhotelan dan restoran.
Krisdyan Widagdo Adhi, Division Head Corporate Communication PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN), Subholding Gas Pertamina menjelaskan bahwa hotel-hotel bintang lima di Bali telah mulai serius untuk menggunakan energi yang lebih bersih. Di samping itu, tuntutan dunia berkomitmen dalam menurunkan emisi karbon telah mendorong permintaan gas bumi di Bali.
"Dampaknya hal itu bisa dikonversi menjadi layanan produk atau jasa yang mengedepankan lingkungan," katanya di Mengwi, Badung, Jumat (4/11/2022).
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengungkapkan, penyaluran gas bumi di Bali dilakukan melalui PT Pertagas Niaga, afiliasi Subholding Gas Pertamina, yang saat ini telah memasok compressed natural gas (CNG) di Bali sebanyak 20.000 m3 per bulan dan volume itu diprediksi akan melesat hingga 850.000 m3 per bulan seiring dengan tingginya minat konsumen dan kesiapan infrastruktur.
Melalui PT Gagas Energi Indonesia, PGN Grup menyalurkan CNG di Pulau Bali untuk beberapa pelanggan yang bergerak di bidang perhotelan, diperkiraan mencapai 3.000 m3 per bulan, sedangkan proyeksi penyaluran gas bumi di Pulau Bali bisa mencapai 250.000 m3 per bulan pada akhir 2022.
Khusus industri hotel, restoran dan kafe di Bali, Pertagas Niaga optimistis dapat mengalirkan gas bumi, baik CNG maupun liquefied natural gas (LNG), sebesar 12.000 Mmbtu per bulan yang dipasok dari gas Jawa Timur maupun Kalimantan.
Baca Juga
"Kesiapan kami dalam menyalurkan CNG maupun LNG ditopang dengan upaya penyediaan infrastruktur. Ketika infrastruktur sudah siap, maka potensi market tentunya akan semakin mudah untuk dijangkau,” jelasnya.
General Manager Trans Resort Bali Alex Jovanovich mengatakan, Trans Resort Bali menjadi hotel pertama di Bali yang menggunakan CNG yang telah tersertifikasi dan menjadi kiblat pemanfaatan CNG oleh hotel-hotel lainnya.
Trans Resort Bali memakai CNG yang disalurkan menggunakan cradle berkapasitas 60 m3 dan infrastruktur penunjang, yaitu PRS (pressure reducting system).
Menurutnya, penggunaan energi dalam industri perhotelan sangat penting untuk meningkatkan komitmen pengelolaan operasi perusahaan yang lebih berkelanjutan. Dalam operasional Trans Resort Bali, biaya untuk energi memiliki porsi 8 persen dari total biaya operasional.
"Kami membuat meterik untuk penggunaan clean energy. Tentunya agar lebih reliable, bersih, dan tidak terlalu membutuhkan banyak penyesuaian dengan peralatan dapur yang sudah ada. Dengan pemakaian CNG, maintenance dapur menjadi lebih minim," ungkap Alex.
Selain CNG, gas bumi nonpipa juga disalurkan berupa LNG. Conrad Hotel menjadi hotel pertama di Bali yang memakai LNG untuk kebutuhan dapur, boiler, dan obor.
General Manager Conrad Hotel Kevin Girard mengatakan, kebutuhan LNG di Conrad Hotel cukup besar sehingga disalurkan menggunakan LNG Isotank berkapasitas 9.000 m3.
Dia menuturkan, pemanfaatan energi ramah lingkungan akan menjadi komitmen untuk melaksanakan operasi bisnis perusahaan yang berkelanjutan.
"Pencapaian pengurangan emisi karbon sebanyak 40 persen saat ini merupakan angka yang cukup baik," jelasnya.
Hotel SOL by Melia turut menggunakan LNG untuk memenuhi kebutuhan dapur. LNG disalurkan menggunakan infrastruktur microbulk berkapasitas 3000 m3.
Menurutnya, keseriusan pada kampanye penggunaan energi bersih telah mampu menarik konsumen dan meningkatkan okupansi hotel.
"Maintenance pun lebih minim, karena energi ini [LNG] lebih bersih. Untuk tamu kami yang pasar Eropa, hal tersebut sangat berpengaruh," imbuhnya.
Di lain pihak, Kepala Bidang ESDM Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan menjelaskan, insentif transisi energi untuk industri pariwisata saat ini tengah dikaji dengan Kelompok Ahli Gubernur dan instansi terkait.
Dia menuturkan, nantinya penerapan tersebut akan melibatkan peran dan kewenangan pemerintah kabupaten dan pemerintah kota sehingga prosesnya saat ini dibantu oleh Global Building Performance Network (GBPN).
Kendati demikian, Setiawan mengatakan, insentif yang akan diberikan ke industri pariwisata baru untuk insentif nonfiskal, yakni berupa sertifikat yang berstandar internasional.
"Renewables Energy Certificate, atau green build initiative. Tujuannya untuk meningkatkan branding badan usaha atau hotel, green accomodations. Sedang berproses untuk pedoman teknis," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).
Pemerintah Provinsi Bali mendorong percepatan transisi ke energi bersih melalui regulasi yang dibuat dalam dua Peraturan Gubernur (Pergub), yakni Pergub No.15/2019 dan Pergub No.48 tahun 2019.
Regulasi tersebut diterbitkan sebagai landasan hukum untuk membangun ekosistem energi bersih di Pulau Dewata. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan, perangkat aturan yang terdapat dalam Pergub sudah cukup lengkap untuk mempercepat transisi ke energi bersih.
Pergub ini juga mendorong semua lapisan masyarakat untuk terlibat aktif dalam transisi energi Bali. Mulai dari pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMN), pelaku UMKM, pelaku usaha besar atau corporate hingga lapisan masyarakat desa adat.
"Setelah pandemi ini turun dan terkendali, kami terus berupaya melakukan implementasi dan percepatan transisi ke energi bersih,” ujarnya.