Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kembali bicara soal rencana aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Dia menekankan bahwa langkah yang akan diambil adalah penyatuan dua perusahaan atau merger, bukan akuisisi.
"Nanti akan dibicarakan merger antara MITJ dan KCI. Ini bukan akuisisi, sekali lagi," ujar Budi Karya usai rapat dengan Presiden Joko Widodo, dikutip Jumat (4/11/2022).
Budi Karya mengatakan bahwa pemerintah menilai pengoperasian transportasi perkeretaapian sebaiknya dikelola oleh satu entitas operator. Hal itu, lanjutnya, guna mencegah adanya tumpang tindih berkaitan dengan kebijakan.
Akan tetapi, dia mengungkap bahwa banyak pekerjaan yang perlu disiapkan sebelum penyatuan antara kedua perusahaan yang sama-sama sahamnya dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tersebut.
"Tahapannya didasarkan pada due diligence penilaian BPKP dan hal-hal yang sifatnya finansial dan hukum. Kami tidak bisa mengesampingkan hal tersebut. Ini segera kami lakukan due diligence tentu dikaitkan dengan proses karena tidak bisa tahu-tahu tanda tangan," jelasnya.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter telah buka suara soal rencana aksi korporasi tersebut. Menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, integrasi pelayanan berbeda dengan aksi korporasi.
Baca Juga
Anne menilai bahwa ada legal opinion yang perlu dipenuhi. Namun, lanjutnya, semua akan diserahkan kepada pemilik saham KAI Commuter, yakni PT KAI. Belum lagi, KAI Commuter kini telah mengoperasikan kereta commuter tidak hanya di Jabodetabek saja.
"Perlu kajian legalitas memungkinkan apa enggak karena KAI Commuter saat ini melayani justru lebih dari lima provinsi. Ada Jogja-Solo, Jabodetabek, bahkan sampai Merak, Bandung, Surabaya, dan Malang sudah kami kelola," kata Anne, Rabu (5/10/2022).