Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub Minta Pemda Siapkan Angkutan Pengumpan buat LRT Jabodebek

Pemerintah daerah yang wilayahnya dilalui oleh LRT Jabodebek diminta untuk menyiapkan angkutan pengumpan atau feeder.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal kereta LRT Jabodebek pada Rabu 9 Juni 2021 - Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjajal kereta LRT Jabodebek pada Rabu 9 Juni 2021 - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar pemerintah daerah yang wilayahnya dilalui oleh LRT Jabodebek untuk menyiapkan angkutan pengumpan atau feeder.

"Satu yang jadi penekanan dari Presiden [Jokowi] agar Pemda memikirkan feeder bagi angkutan massal. Sebagai contoh LRT Jabodebek, maka wajib bagi Pemda Bekasi, Bogor, dan DKI Jakarta meneruskan feeder-feeder itu berupa bus atau angkutan lain berupa first dan last mile," ujarnya, dikutip Jumat (4/11/2022).

Selain LRT Jabodebek, Budi Karya turut menyoroti soal penyediaan angkutan pengumpan bagi penumpang LRT Sumatra Selatan.

Adapun, LRT Sumatra Selatan atau LRT Palembang kini sudah didukung dengan adanya layanan angkot feeder New Oplet Musi Emas yang diluncurkan pada Juni 2022. Penyediaan angkot tersebut merupakan kerja sama antara BPKARSS, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VII Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Bangka Belitung, serta Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan.

Sementara itu, beberapa stasiun LRT Jabodebek yang akan beroperasi Juni 2023, nantinya sudah terintegrasi atau berlokasi dekat dengan sejumlah moda transportasi perkotaan lain, seperti KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, dan Transjakarta. Contohnya, Stasiun Dukuh Atas.

Budi Karya menyampaikan bahwa Presiden berpesan agar transportasi perkotaan terus dikembangkan dan diselesaikan pembangunannya, baik itu berbentuk perkeretaapian maupun layanan bus rapid transit (BRT).

"Dalam catatan bahwa kerugian secara kumulatif bila angkutan massal tidak dilakukan, paling tidak kerugian bisa mencapai Rp11 triliun dalam masa satu tahun," terangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper