Bisnis.com, JAKARTA - Penumpang Kereta Cepat Jakarta–Bandung dan LRT Jabodebek nantinya akan bisa memanfaatkan layanan Bus Rapid Transit (BRT) untuk mobilitas dari dan ke stasiun dua kereta modern tersebut.
Direktur Sarana Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) Djarot Tri Wardhono mengatakan beberapa stasiun Kereta Cepat dan LRT Jabodebek akan diintegrasikan dengan layanan transportasi darat yakni bus perkotaan.
"LRT Jabodebek akan didukung dengan transportasi darat. Beberapa stasiun akan memiliki akses ke BRT, begitu juga Kereta Cepat Jakarta–Bandung kami juga concern terhadap integrasi perkotaan dan transportasi darat," jelasnya pada acara "Mewujudkan Sustainable Smart Transportation", Kamis (27/10/2022).
Untuk diketahui, Kereta Cepat Jakarta–Bandung akan memiliki empat stasiun, sedangkan LRT Jabodebek memiliki total 18 stasiun.
Selain BRT, Kereta Cepat dan LRT Jabodebek direncanakan bisa saling terintegrasi sekaligus dengan sejumlah moda perkeretaapian lainnya seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL Jabodetabek.
Djarot menjelaskan bahwa terdapat pengoperasian beberapa jalur kereta baru lain yang juga akan diintegrasikan dengan bus maupun moda lainnya.
Baca Juga
Selain Kereta Cepat dan LRT Jabodebek, Kemenhub tengah mendorong upaya pengoperasian jalur kereta commuter Aceh rute Paloh–Krueng Geukeuh–Kutablang, Binjai–Besitang, Tebing Tinggi–Kuala Tanjung, kereta Rantauprapat–Pondok S5, Cibatu–Garut, dan Makassar–Parepare.
Khususnya Makassar–Parepare, proyek tersebut akan mengintegrasikan jalur kereta api dengan Pelabuhan Garongkong, Kabupaten Barru, Makassar. Integrasi tersebut diharapkan bisa melancarkan arus kereta barang yang mengangkut sejumlah komoditas seperti semen.
"Memang pada awal operasi pasti terdapat double handling, tapi ke depannya kami akan membangun peralatan untuk menangani hal tersebut ke arah pelabuhan sehingga perjalanan semen yang akan diangkut bisa terlaksana dengan baik dan mengurangi biaya angkutan," terang Djarot.