Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub Minta Insiyur Kaji Proyek Kereta Cepat ke Surabaya

Menhub Budi Karya meminta Persatuan Insinyur Indonesia untuk mengkaji proyek Kereta Cepat Jakarta ke Surabaya.
angkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC
angkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) mulai dikirim dari China ke Indonesia pada Jumat (5/8/2022) - Dok. KCIC

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta Persatuan Insinyur Indonesia (PII) melakukan finalisasi dan mengawal proyek Kereta Cepat selanjutnya yakni dengan rute Jakarta–Surabaya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara khusus meminta agar PII bisa melakukan kajian dengan landasan yang tepat sehingga apabila ke depannya muncul kritikan soal kelayakan proyek ini, pemerintah bisa menjawabnya.

Dia merencanakan agar proyek kereta cepat Jakarta- Surabaya ini bisa terealisasikan secara konkret dari Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun, hingga ke Surabaya. Alhasil, masyarakat bisa menempuh jarak Jakarta–Surabaya kurang dari 4 jam.

“Kami akan sertakan PII dalam Finalisasi pengawasan kereta cepat kereta cepat itu secara jangka panjang Jakarta-Surabaya. Ini harus dikawal makin banyak yang ngawal makin bagus. Kalau banyak kritikus muncul maka yang jawab PII supaya ada landasan,” ujarnya, Kamis (27/10/2022).

Terkait hal ini, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyampaikan sejauh ini trase kereta Cepat Jakarta-Surabaya yang sebelumnya mengemuka dan diketahui oleh MTI adalah Jakarta-Surabaya melalui jalur utara. Sementara terkait dengan rute di jalur selatan seperti yang diharapkan oleh Menhub, pihaknya belum bisa berkomentar lebih jauh.

Djoko menjelaskan rencana kereta Cepat Jakarta–Surabaya melalui jalur utara muncul dengan tujuan untuk memindahkan penumpang pesawat di rute utara yang sudah terlalu padat agar bisa menggunakan kereta.

“Kalau secara kelayakan sebenernya lebih layak yang utara karena tujuan utamanya kan memang dari karakteristik potensi penumpang pesawat yang sangat ramai di jalur utama. Jadi bagaimana bisa memindahkan penumpang pesawat ke Kereta,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper