Bisnis.com, JAKARTA- Produsen rokok elektrik asal China, RELX, tidak membantah bahwa Indonesia berpotensi menjadi sasaran investasi perusahaan pada masa mendatang. Industri rokok elektrik di Tanah Air dinilai bagus sehingga layak untuk dilirik.
Hal tersebut disampaikan oleh General Manager RELX Indonesia Yudhistira Eka Saputra pada saat ditemui di gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Kamis (3/11/2022).
"Potensi bisnis di industri rokok elektrik di Indonesia besar. Jika lingkungan beroperasi dan regulasi cocok, Indonesia akan jadi tujuan investasi bagi RELX," ujar Yudhistira kepada awak media.
Dengan catatan, sambungnya, perusahaan memerlukan waktu cukup panjang untuk melakukan berbagai evaluasi selama masa penjajakan.
Apabila perihal iklim beroperasi serta regulasi di Tanah Air dinilai tidak bermasalah, maka tidak tertutup kemungkinan bahwa RELX akan menyusul PT Philip Morris Indonesia dan Bentoel Group.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Edy Sutopo mengatakan baik Philip Morris maupun Bentoel Group keduanya sudah pasti menaruh modal di Tanah Air.
Baca Juga
PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang 92,5 persen sahamnya dikuasai Philip Morris, baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik produk elektrik merek HEETS di Tanah Air dengan nilai mencapai US$166,1 juta.
Selain itu, Edy mengatakan terdapat satu investor lagi yang sedang membahas perihal Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan Kemenperin.
Sebelumnya, investasi senilai Rp1,12 triliun digelontorkan oleh PT Smoore Teknologi Indonesia (STI), perusahaan asal China yang juga beroperasi Malang, Jawa Timur, pada akhir Juni 2022.