Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Armada Tbk. (IPCM) menggenjot sektor pendapatan dari bisnis di luar Pelindo group di tengah tantangan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang masih belum menunjukkan tanda perbaikan.
Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPCM Shanti Puruhita menyampaikan pertumbuhan pendapatan bisnis di luar Pelindo sampai dengan September 2022 merupakan porsi pertumbuhan pendapatan terbesar yaitu sebesar 27 persen atau sebesar Rp180 miliar dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang hanya Rp142 miliar.
"Peningkatan kinerja IPCM merupakan hasil penerapan strategi Perseroan yang tepat dalam menghadapi tantangan akibat inflasi, meningkatnya harga bahan bakar serta kondisi ekonomi makro yang masih belum stabil," ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (31/10/2022).
Selanjutnya, pertumbuhan pendapatan bisnis di lingkungan Pelindo hanya meningkat sebesar 7 persen atau senilai Rp491 miliar dari tahun lalu sebesar Rp458 miliar. Dengan demikian, secara total ada peningkatan pendapatan sebesar 12 persen atau Rp671 miliar dari Rp600 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan catatan laba bersih sebesar Rp101,7 miliar, naik 12 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp90,5 miliar.
Kontribusi utama diperoleh dari jasa pelayanan kapal sebesar Rp591 miliar atau 88 persen dari total pendapatan. Kontribusi pendapatan lainnya adalah pengelolaan kapal sebesar Rp40,5 miliar atau 6 persen serta pengangkutan dan lainnya sebesar Rp40 miliar atau 6 persen.
Pendapatan jasa penundaan kapal yang terdiri dari pelabuhan umum senilai Rp339 miliar, terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) sebesar Rp121 miliar dan terminal khusus (Tersus) sebanyak Rp131 miliar. Peningkatan pendapatan tertinggi terdapat pada TUKS dengan kenaikan 16 persen dibandingkan dengan periode 2021.
Sementara itu, terkait dengan kenaikan beban pokok sebesar 22 persen dari Rp395 miliar menjadi Rp481 miliar, terutama disebabkan peningkatan yang signifikan pada beban bahan, BBM mengambil porsi tertinggi yaitu sebesar Rp151 miliar dari Rp91 miliar pada tahun sebelumnya. Untuk mengimbanginya, perseroan berhasil menekan beban umum dan administrasi sebesar 28 persen dari Rp94 miliar menjadi Rp68 miliar serta beban operasi lainnya yang dapat dikendalikan dengan baik.
IPCM juga mencatat kenaikan total aset sebesar 7 persen dari Rp1,4 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp1,5 triliun pada kuartal I/2022. Kenaikan tersebut karena adanya peningkatan pada aset lancar dengan kisaran 17 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Kami sedang berupaya agar cepat melakukan adaptasi dan penyesuaian yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan dan meningkatkan efisiensi," tukasnya.