Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023. Selain itu, BI berkomitmen untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi inti pada Oktober tercatat sebesar 0,16 persen (month-to-month/mtm), turun dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,30 persen (mtm).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menuturkan, penurunan inflasi inti secara bulanan yang lebih rendah dari perkiraan awal ini utamanya dipengaruhi oleh dampak lanjutan penyesuaian harga BBM terhadap inflasi inti yang menurun pada Oktober 2022 dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
Adapun secara tahunan, inflasi inti pada Oktober 2022 tercatat sebesar 3,31 persen (year-on-year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,21 persen (yoy).
“Ke depan, inflasi inti diperkirakan tetap terkendali seiring dengan penurunan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM di tengah permintaan yang berlanjut serta langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh,” kata Erwin, mengutip siaran pers Selasa (1/11/2022).
Maka dari itu, BI berkomitmen untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke dalam target sasaran BI yakni di kisaran 2-4 persen di paruh pertama 2023.
Baca Juga
Sementara itu, untuk keseluruhan 2022, BI memperkirakan inflasi akan lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan awal meskipun masih di atas sasaran 2-4 persen.
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan daerah dengan BI akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan,” ujarnya.