Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Energi Meningkat Imbas Harga BBM Naik, Bagaimana dengan Pangan?

Komponen energi mengalami inflasi sebesar 16,88 persen di Oktober 2022 atau lebih tinggi dibanding September 2022 sebesar 16,48 persen.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU yang ada di Jakarta, Senin (31/9). Bisnis/Nurul Hidayat
Petugas melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU yang ada di Jakarta, Senin (31/9). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa tekanan inflasi komponen energi masih berlanjut pada Oktober 2022 akibat kenaikan harga BBM. Adapun, inflasi pada komponen komoditas pangan melemah.

"Inflasi Oktober 2022, kalau kita lihat antara komponen energi dan bahan makanan terlihat bahwa tekanan inflasi pada komponen energi masih terus meningkat secara tahunan, sedangkan tekanan inflasi komponen bahan makanan lebih rendah," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa Setianto dalam keterangannya, Selasa (1/10/2022).

Setianto mengatakan komponen energi masih mengalami inflasi sebesar 16,88 persen di Oktober 2022 atau lebih tinggi dibanding September 2022 sebesar 16,48 persen, sedangkan andilnya terhadap inflasi keseluruhan sebesar 1,4 persen. 

Adapun, untuk komponen bahan makanan juga mengalami inflasi sebesar 7,04 persen. Namun, inflasi bahan makanan mengalami penurunan jika dibandingkan September 2022 yang mencapai 8,69 persen.

Dia menjelaskan andil inflasi untuk komponen bahan makanan sebesar 1,27 persen. Untuk komponen lainnya juga masih mengalami inflasi sebesar 3,99 persen dengan andil sebesar 2,90 persen.

"Penurunan inflasi untuk Oktober 2022 [year on year/yoy] dibanding September 2022 disebabkan beberapa komoditas, misalnya untuk cabai merah sebesar 57,60 persen dengan andil sebesar 0,17 persen. Pada bulan Oktober mengalami penurunan jika September lalu mengalami 148,66 persen,” ujarnya.

Dia melanjutkan untuk komoditas pangan lainnya seperti telur ayam ras masih mengalami inflasi 26,41 persen dengan andil 0,16 persen.

“Ini juga mengalami penurunan dibanding September 2022,” ujarnya.

Namun, kata Setianto, untuk Beras justru mengalami peningkatan. Bulan Oktober beras mengalami inflasi 3,83 persen, andil terhadap total inflasi sebesar 0,12 persen.

“Dibanding September masih mengalami peningkatan 2,56 persen, karena sekarang 3,83 persen,” jelasnya.

Sementara itu, untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 48,55 persen dengan andil 0,07 persen terhadap inflasi total. Begitu juga dengan bawang merah dan daging ayam ras yang melemah pada bulan ini.

“Dibanding bulan lalu sudah melemah. Bawang merah inflasi tekanannya melemah sedikit 20,24 persen andilnya 0,07 persen. Daging ayam ras 1,84 persen, 0,02 persen. Ini juga mengalami pelemahan dibanding September,” jelas Setianto.

BPS mencatat laju inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dibandingkan September 2022 sebesar 5,95 persen yoy.

Setianto mengungkapkan salah satu penyebab turunnya laju inflasi pada Oktober 2022 akibat melemahnya inflasi pada komponen harga yang bergejolak atau volatile food.

"Terjadi pelemahan tekanan inflasi untuk volatile food, ini yang meredam inflasi tahunan," ungkap Setianto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper