Bisnis.com, SERANG – Wilmar melakukan investasi hingga US$1 miliar atau setara dengan Rp15,2 triliun usai Kawasan Industri Terpadu (KITW) Serang menyandang status sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Perubahan status tersebut mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 58/2017. PSN bakal membuat hal pengurusan perizinan daerah dapat menjadi lebih mudah.
Direktur Project dan Technical Wilmar Erik Tjia mengatakan pertumbuhan investasi memang melambat akibat pandemi, tetapi hal itu akan segera meningkat setelah perekonomian pulih. Pihaknya optimistis menggeliatnya ekonomi akan berdampak positif terhadap bisnis kawasan industri.
“Kami berharap, nilai investasi yang masuk akan terus meningkat,” tutur Erik Tjia kepada wartawan, Jumat (28/10/2022).
KITW Serang telah menyumbang kontribusi positif terhadap daerah melalui pembayaran pajak daerah, penyerapan tenaga kerja sebanyak 70-80 persen berasal dari masyarakat lokal, dan dampak berganda (multiplier-effect) lainnya.
Erik menjelaskan dari total lahan yang dicadangkan untuk pengembangan KITW seluas 800 ha, sebanyak 200 ha telah dimanfaatkan untuk kepentingan Wilmar, berupa pembangunan pabrik minyak goreng, beras, margarin, biodiesel, tepung, jetty, packaging, dan perumahan karyawan.
Baca Juga
Selain Wilmar, beberapa investor telah masuk ke kawasan tersebut seperti Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Baja Putra Deli.
Erik berharap dengan status KITW sebagai PSN agar mendapat kemudahan dalam perijinan dan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah demi mempercepat pertumbuhan investasi.
“Investasi adalah salah satu tumpuan dalam pertumbuhan ekonomi,” ujar Erik.
Menurut Business Unit Head PT Multimas Nabati Asahan Serang, grup Wilmar Tenang Sembiring, sebagai kawasan industri, KITW dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti jalan aspal yang memiliki akses ke tol, suplai gas hingga 20 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/ MMSCFD), pasokan listrik hingga 500 mega watt (MW), air, serat optik, sistem hidran, pengolahan sampah (incineration plant), pengolahan limbah air (water treatment), fasilitas publik, dan keteta api.
“Kami berencana terus mengembangankan kawasan ini,” ujarnya.
Meski telah memiliki fasilitas yang sangat memadai, pihak wilmar masih kesulitan terkait akses kendaraan, terutama truk, dari tol menuju kawasan KITW karena belum ada akses langsung. Saat ini pun truk pengangkut harus melewati jalanan kecil bahkan perumahan warga untuk mencapai KITW.
Lebih lanjut Tenang menyampaikan bahwa efek ganda lainnya yakni penyerapan tenaga keja yang saat ini di KITW telah mencapai angka sekitar 2.000 orang termasuk pekerja konstruksi.
Erik dan Tenang berharap hadirnya Wilmar di KITW dapat memasok kebutuhan pangan untuk Indonesia terutama Jabodetabek.