Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Anjlok, Ekspor RI September 2022 Turun Jadi US$24,8 Miliar

Badan Pusat Statistik mencatat angka ekspor Indonesia per September 2022 turun jadi US$24,8 Miliar (mtm) akibat anjloknya harga CPO.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto/Youtube BPS
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto/Youtube BPS

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan laporan nilai ekspor Indonesia pada September 2022 tercatat US$24,8 miliar atau turun 10,99 persen dibanding Agustus 2022 (month to month/mtm).

Adapun, jika dibandingkan September 2021 (year-on-year/yoy), ekspor September 2022 naik 20,28 persen dari US$20,6 miliar. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan penurunan nilai ekspor pada September 2022 terjadi lantaran anjloknya komoditas minyak hewan nabati serta tekstil. 

"Penurunan ekspor lebih dikarenakan komoditas minyak hewan lemak nabati yang turun 31,91 persen, komdotas pakaian dan aksesorinya turun 30,75 persen sehingga ekspor Indonesia pada September 2022 turun menjadi US$24,8 miliar," katanya, Senin (17/8/2022).

Menurutnya, seluruh sektor mengalami penurunan, kecuali sektor pertambangan yang mengalami peningkatan secara bulanan (mtm). 

Dia mengatakan penurunan ekspor migas tercatat 21,41 persen (mtm) dikarenakan perubahan nilai ekspor gas yang turun 22,06 persen (mtm). Dia nenambahkan volume ekspor juga turun 12,26 persen (mtm). 

Sementara itu, ekspor nonmigas September 2022 mencapai US$23,48 miliar, turun 10,31 persen dibanding Agustus 2022 (mtm). Namun, realisasinya naik 19,26 persen jika dibanding ekspor nonmigas September 2021 (yoy). 

Setianto mengungkapkan perkembangan harga komoditas unggulan Indonesia, yaitu minyak kelapa sawit dan bijih besi tercatat lebih rendah jika dibandingkan September 2021. Harga minyak kelapa sawit turun 23,03 persen (yoy). Sementara itu, lanjutnya, untuk bijih besi lebih rendah 19,85 persen (yoy). 

"Namun, untuk beberapa komoditas lainnya terjadi peningkatan, contohnya nikel [naik 17,9 persen], minyak mentah [naik 21 persen], batu bara [naik 120,1 persen], gas alam [naik 51,8 persen]," imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper