Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas ekspor Indonesia, seperti minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan bijih besi mengalami penurunan pada September 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga minyak kelapa sawit lebih rendah 23,03 persen year-on-year (yoy) dan bijih besi turun 19,85 persen yoy dibandingkan September 2021.
Berdasarkan data BPS, harga CPO pada September 2022 mengalami penurunan dari US$1.181 per metrik ton menjadi US$909 per metrik ton. Sementara itu, komoditas unggulan bijih besi turun dari US$124,5/dmtu menjadi US$99,8/dmtu.
“Minyak kelapa sawit dan biji besi, terlihat lebih rendah dibanding September 2021. Minyak kelapa sawit lebih rendah 23,03 persen. Sementara bijih besi 19,85 persen lebih rendah,” ujar Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa (BPS) Setianto dalam konfrensi pers virtual, Senin (17/10//2022).
Meski demikian, Setianto menyampaikan ada beberapa komoditas juga yang mengalami peningkatan harga secara signifikan, yaitu nikel, batu bara, gas alam dan minyak mentah.
“Contohnya nikel, meningkat 17,96 persen. Kemudian minyak mentah lebih tinggi 21,18 persen, batu bara mengalami peningkatan cukup tinggi sebesar 120,11 persen, serta gas alam mengalami peningkatan 51,88 persen,” katanya.
Lebih lanjut, dia melaporkan bahwa ekspor nonmigas September 2022 mencapai US$23,48 miliar, turun 10,31 persen dibanding Agustus 2022. Namun, angka tersebut naik 19,26 persen jika dibanding ekspor nonmigas pada September 2021.
Baca Juga
“Ekspor nonmigas September 2022 terbesar ke Tiongkok, yaitu sebesar US$6,16 miliar, Amerika Serikat sebesar US$2,11 miliar, dan Jepang sebesar US$2,10 miliar,” tutur Setianto.