Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perhubungan memberikan pernyataan resminya terkait dengan viralnya peristiwa kebocoran yang menyebabkan terjadinya genangan air di terminal penumpang Bandara Komodo, Labuan Bajo.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menjelaskan kebocoran terjadi di area keberangkatan gate 2 di lantai 2 (dua) terminal lama atau eksisting dan bukan di area gedung baru perluasan. Hingga saat ini, Adita menyebut kebocoran tersebut sudah dilakukan perbaikan.
"Tidak ada gangguan operasional. Hanya bocor saja dan operasi bandara seperti biasa," ujarnya ketika dikonfirmasi, Jumat (14/10/2022).
Adita pun menyatakan insiden tersebut sudah ditangani oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Komodo. Perbaikan terhadap area terminal lama (eksisting) bandara yang terdampak kebocoran Bocornya terminal tersebut akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi disertai angin kencang di sekitar Bandar Udara Komodo Labuan Bajo pada Rabu (12/10/2022).
Untuk mengatur operasional bandara, petugas di Bandar Udara Komodo segera melakukan pengamanan dan pengaturan alur penumpang, sehingga tidak mengganggu aktivitas operasional di bandara, dan kegiatan operasional penerbangan berjalan normal.
Sebelumnya, viral beredar video ruang tunggu Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT yang tergenang air viral di media sosial. Tak hanya itu, plafon di salah satu ruangan juga jebol.
Aktivitas di bandara terlihat normal dengan beberapa orang duduk di ruang tunggu. Adapun kejadian ini terjadi saat kawasan bandara diguyur hujan deras.
Sebagai gambaran, Bandara Komodo sejak tahun 1975 dimulai dari berupa airstrip (landasan terbang sederhana). Namun, kini bandara Komodo selain mempunyai terminal besar, bersih dan artistik, juga mempunyai runway dengan panjang 2.250 meter dan lebar 45 meter.
Pembangunan fasilitas Bandara Komodo telah dimulai pada tahun 2012. Proyek ini diselesaikan pada Tahun Anggaran 2015 dengan total nilai Rp191,7 miliar untuk pembangunan seluas 9.687 meter persegi. Artinya, biayanya mencapai Rp19 juta per meter persegi.