Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKP Belum Libatkan UMKM dalam Expo Ikan Hias, Ini Alasannya

KKP belum melibatkan UMKM dalam melakukan pameran dagang atau expo ikan hias di luar negeri.
Ilustrasi ikan hias.
Ilustrasi ikan hias.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menuturkan alasannya belum melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk melakukan pameran dagang atau expo di negeri. Salah satu alasannya terkait masalah biaya yang lumayan besar untuk kegiatan tersebut.

Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), Erwin Dwiyana mengatakan, sejauh ini peran KKP dalam expo yaitu menyediakan pavilion dan akuarium yang keadaannya sudah dihias. Alhasil, peserta expo yakni asosiasi atau perusahaan dikenakan biaya oleh KKP.

“Sejauh ini kita bergerak bersama asosiasi dan UMKM kita belum garap karena memang untuk keikutsertaan di expo di luar kita hanya menyediakan pavilion dan perlengkapan, baik itu akuarium secara lengkap. Itu tidak standar paviliunnya, kita sudah hias. Jadi ada cost sharing paviliunnya dan keberangkatan dari masing-masing,” ujar Erwin dalam Pers Conference Kalikan Expo 2022, Senin (10/10/2022).

Erwin menyatakan, ke depannya akan diupayakan agar UMKM pun turut terlibat untuk meningkatkan daya saing mereka.

“Dan ini mungkin ke depan ada sponsor dan mungkin di bawah sebuah platform, asosiasi bisa mengkoordinasikan ini bisa lebih bagus, bisa lebih besar,” ucapnya.

Dikatakannya, KKP sendiri melakukan beberapa upaya dalam menggenjot perdagangan kias hias dan meningkatkan daya saingnya produk Indonesia. Pertama, penetapan ikan Arwana Super Red dan ikan Capungan Banggai sebagai maskot ikan hias sebagaimana Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 2/2021. Kedua, peresmian Pusat Koi dan Maskoki di Raiser Ikan Hias Cibinong tanggal 7 Maret 2021.

“Ketiga, keikutsertaan pada Interzoo 2022 Nurenberg Jerman dengan capaian transaksi sebesar US$2,16 juta dengan komoditas yang diminati, yaitu Discus, Arwana, Koi, Maskoki, Manfish/Angelfish, Neon Tetra, Sumatra Tiger Barb, ikan hias air laut dan tanaman hias air,” jelas Erwin.

KKP mencatat, nilai perdagangan ikan hias global saat ini sebesar US$366,61 juta, meningkat 22,48 persen dibanding tahun 2020 US$299,31 juta. Perdagangan ikan hias global didominasi ikan air tawar sebesar 79 persen dan ikan hias air laut 21 persen.

Nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai US$34,55 juta pada 2021 atau meningkat 12,33 persen dibanding tahun sebelumnya US$30,76 juta. Indonesia berada di urutan kelima setelah Jepang, Singapura, Spanyol dan Belanda.

Ekspor ikan hias Indonesia didominasi ikan air tawar sebesar US$27,85 juta atau 80,63 persen dan ikan hias air laut sebesar US$ 6,70 juta atau 19,37 persen.

Negara tujuan ekspor ikan hias sampai dengan bulan September 2022 yaitu Amerika Serikat sebesar US$2,4 juta (12,31 persen), Jepang US$2,32 juta (11,65 persen), Taiwan US$ 1,96 juta (9,83 persen), China US$1,36 juta (6,82 persen), Vietnam US$1,30 juta (6,52 persen), Singapura US$1,10 juta (5,53 persen), dan Inggris US$1,08 juta (5,41 persen).

Adapun, untuk pasar Jepang, Taiwan dan Hong Kong biasanya ikan-ikan arwana utamanya. Sementara Amerika Serikat lebih suka yang capungan banggai air laut. Singapura walaupun dia importir tapi dia eksportir juga dan ini memang ekspornya Singapura banyak dari Indonesia. Artinya mereka tidak punya sumber daya ikan tapi mereka suplai kesana.

Sementara itu, perdagangan ikan hias air tawar di dalam negeri mendominasi sebesar 89,51 persen. Total ikan hias yang dilalulintaskan antar provinsi mencapai 23,32 juta ekor (20,61 juta ekor ikan hias air tawar dan 2,61 juta ekor ikan hias air laut).

“Mulai dari spesies atau jenis, kemudian perdagangan internasional dan dalam negeri menggambarkan bahwa potensi ikan hias sangat besar dan tentunya menjanjikan karena ikan hias air tawar belum dikembangkan saat ini,” jelas Erwin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper