Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menko Airlangga Tagih Pendanaan Perubahan Iklim US$100 Miliar ke Negara Maju

Negara maju sebelumnya menjanjikan pendanaan sebesar US$100 miliar untuk penanganan perubahan iklim kepada negara berkembang.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada media terkait peningkatan produsi kedelai nasional, Senin (19/9/2022). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada media terkait peningkatan produsi kedelai nasional, Senin (19/9/2022). JIBI/Bisnis-Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendesak negara-negara maju untuk segera memenuhi janji mereka dalam rangka menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar US$100 miliar kepada negara-negara berkembang.

Hal tersebut disampaikan Airlangga dalam pembukaan The 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit di Gedung Nusantara II DPR RI, Rabu lalu (5/10/2022).

“Indonesia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka untuk menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar US$100 miliar kepada negara-negara berkembang,” katanya, mengutip siaran pers, Kamis (6/10/2022).

Airlangga mengungkapkan, Indonesia sendiri mementingkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi namun tetap memerhatikan aspek lingkungan.

Indonesia juga telah melakukan transisi energi dengan berbagai upaya, mulai dari co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta financial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien. Upaya tersebut juga dikaitkan dengan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Di lain sisi, dia juga menekankan pentingnya kerjasama antar negara dalam menghadapi krisis global yang tengah terjadi saat ini. 

Menurut dia, persoalan ini harus diatasi bersama-sama dengan semangat solidaritas agar tidak menimbulkan ego yang akan mempersulit negara-negara di dunia untuk bertahan menghadapi krisis global.

“Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai 'perfect storm', yaitu krisis multidimensi yang cepat seperti, tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper