Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jagung Kerap Mahal di Level Peternak, Ini Kata Bapanas

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui saat ini harga jagung cenderung fluktuatif karena tidak tersambungnya antara permintaan dan pasokan.
Petani memanen tanaman jagung/Antara
Petani memanen tanaman jagung/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui saat ini harga jagung cenderung fluktuatif karena tidak tersambungnya antara permintaan dan pasokan. Alhasil, harga jagung di level peternak kerap mahal, sementara harga jagung di sentra produksi atau di petani justru murah.

Kepala Biro Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Bapanas Risfaheri mengatakan, neraca jagung setiap bulan dan lintas daerah perlu dimonitor oleh Bapanas guna memastikan pemenuhan kebutuhan jagung di pasar domestik dan terjaganya harga keseimbangan.

“Monitoring agar dilakukan menggunakan metode pengumpulan data yang lebih akurat dan timely memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan big data,” ujar dia dalam FGD Nasional: Transformasi Industri Jagung Nasional untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Kadin di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Risfaheri menambahkan, untuk menyelesaikan gap antara petani dan peternak, Bapanas akan menetapkan harga acuan pangan (HAP) pakan ternak guna membangun ekosistem perunggasan hulu-hilir. Salah satunya, dengan memastikan ketersediaan dan stabilitas harga jagung sebagai bahan utama pakan ternak unggas.

Selain itu, HAP juga diterapkan dalam menentukan harga ayam yang kini anjlok sejak 3 bulan terakhir. Dia mengatakan, angka harga acuan mempertimbangkan berbagai komponen biaya yang membentuk harga pokok produksi, seperti harga DOC, pakan, rata-rata berat panen, obat dan vaksin, serta biaya operasional.

“Sebagai solusi jangka panjang, Bapanas bersama para stakeholder peternakan telah duduk bersama menyusun dan menyepakati HAP daging ayam ras/live bird di tingkat peternak, yaitu Rp 21-23 ribu," ujarnya.

Sementara itu, Dosen Sosial Ekonomi Pertanian UGM Jamhari menuturkan, guna menjembatani peternak dan petani jagung diperlukan inovasi kelembagaan dengan mendorong kemitraan yang inklusif antara petani dengan perusahaan off-taker, perusahaan benih, pemerintah, lembaga keuangan dan perlu melibatkan lembaga litbang, melalui skema inclusive closed loop. Skema ini perlu diterapkan sampai ke tataran nasional.

“Dengan menerapkan skema inclusive closed loop akan menempatkan kelompok petani di pusat ekosistem bisnis, di mana petani mendapatkan kemudahan berbagai akses, mulai dari akses finansial berupa pinjaman permodalan dari bank, akses terhadap kebutuhan sarana produksi, akses dukungan dari pemerintah, hingga akses pasar dalam hal kepastian penjualah hasil produksi ke off-taker,” ujar Jamhari.

Sebelumnya, Komite Tetap Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Tri Hardiyanto mengatakan, harga jagung yang dibeli peternak sejak 2 tahun terakhir mencapai Rp5.000 per kg. Hal tersebut, kata dia, sangat membenani pelaku usaha. Apalagi, harga ayam ras di tingkat peternak saat ini harganya anjlok di kisaran Rp13.000-Rp15.000 per kg, jauh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah Rp21.000 per kg. Untuk harga acuan jagung, pemerintah menetapkan Rp4.500 per kg.

“Pada 2021 tidak pernah di bawah Rp5.000. Sepanjang tahun lalu Rp5.000 sampai Rp5.700. Desember kemudian naik lagi karena stok sudah mulai menipis. Begitu juga pada tahun ini juga selalu di atas Rp5.000,” ujar Tri dalam acara tersebut.

Di sisi lain, para petani sumbawa mengeluh bahwa harga jagungnya merosot ke Rp3.800 per kg. Dengan anjloknya harga jagung tersebut penghasilan petani di Sumbawa saat ini hanya Rp2,5 juta per bulan.

“Kami meminta pemerintah untuk menyerap. Karena jika kita petani di Sumbawa tidak dibeli tapi bagaimana nasib kami? Karena di gudang-gudang menumpuk. Bisa dicek kesini. Makanya kami meminta agar pemerintah buka keran ekspor jagung,” ujar perwakilan petani sumbawa, Muklis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper