Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus gencar mempromosikan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) pada forum pertemuan investor dalam menarik penanaman modal yang diproyeksi mencapai Rp2,9 triliun.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan dalam forum-forum investor yang telah beberapa kali diselenggarakan, sejumlah investor telah menyampaikan rencana investasinya.
“Sejumlah investor dari dalam negeri maupun mancanegara telah menyampaikan rencana investasi di 5 DPSP tidak hanya terkait dengan sektor pariwisata saja, namun juga sektor pendukung lain seperti energi, teknologi informasi & telekomunikasi, dan juga real estate,” ungkapnya kepada Bisnis.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kemenparekraf pada 19 September lalu mengadakan Forum Investasi 5 DPSP (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang) untuk menawarkan peluang investasi kepada sekitar 200 pelaku usaha dari dalam dan luar negeri serta pengelola kawasan.
Berkat kegiatan tersebut, sektor pariwisata dan yang mendukungnya berhasil mengantongi total nilai proyek eksisting mencapai US$11,67 juta atau setara Rp172,2 miliar (kurs Rp14.845).
Sementra iitu nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp1,552 triliun (US$106,24 juta) dan nilai minat investasi sejumlah Rp 1,186 triliun (US$81,19 juta). Bila diakumulasi secara keseluruhan, diproyeksikan total investasi mencapai Rp2,9 triliun.
Baca Juga
Adapun Kemenparekraf memproyeksikan saat ini kebutuhan investasi dan pembiayaan di 8 KEK Pariwisata seperti Morotai, Singhasari, Tanjung Lesung, Likupang, Lido, Nongsa, Tanjung Kelayang, dan Mandalika sebesar Rp226,79 triliun. Sedangkan kebutuhan investasi dan pembiayaan di 3 Badan Otorita Pariwisata yaitu Borobudur, Labuan Bajo, dan Danau Toba sebesar Rp 6,7 triliun.
Sandiaga terus optimis karena peluang investasi didukung dengan pariwisata Indonesia yang berada di posisi 32 dari 117 negara menurut World Economic Forum telah merilis Travel & Tourism Development Index (TTDI) 2022.
“Hal inilah yang membuat para investor melihat ada peluang yang signifikan, dan membuka kemungkinan untuk berinvestasi,” lanjut Sandi.
Kemenparekraf mencatat telah ada sejumlah perusahaan yang menyampaikan komitmennya untuk berinvestasi di 5 DPSP, antara lain PT Tobanta Nauli Indah di Danau Toba, PT Luxor Graha Propertindo di Borobudur, Ciputra Residence di Mandalika , Solar Dex Indonesia di Labuan Bajo, dan PT Dayamitra Telekomunikasi di Likupang.
Bila melihat nilai realisasi investasi pada DPSP di 2021 yang mencapai US$435,65 juta, nilai yang tercatat sekarang kurang dari setengahnya dari 2021.