Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang menyiapkan program insentif untuk membantu pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam melakukan transisi ke kendaraan listrik.
Menparekraf Sandiaga Uno menilai transisi energi dalam rangka mengurangi emisi karbon sesuai dengan tema presidensi G20. Dia juga mendukung pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik di mana Provinsi Bali sebelumnya telah ditetapkan sebagai proyek percontohan penerapan kendaraan listrik berbasis baterai.
Sandiaga menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menunjuk Bali sebagai pilot project. Wilayah Nusa Dua dalam penyelenggaraan G20 menjadi tahap awal daerah pariwata yang menggunakan kendaraan listrik.
Dia menyatakan penggunaan kendaraan listrik akan terus dikembangkan ke berbagai daerah lain di Bali, khususnya di destinasi pariwisata dan sentra ekonomi kreatif.
"Kami sedang godok sebuah program funding yang akan kita sandingkan dengan industri leaders seperti Jejak.in, Gojek, dan lainnya untuk membantu masyarakat bertransisi dan diberi insentif untuk menggantikan kendaraan yang tadinya berbasis BBM menjadi listrik. Mudah-mudahan ini jadi bagian dari kerja sama kita mewujudkan net zero," kata Sandiaga melalui keterangan resmi, Rabu (28/9/2022).
Sesuai ketetapan Paris Agreement (2015), semua negara memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam penurunan emisi termasuk melaksanakan, mengomunikasikan upaya ambisius, mitigasi, dan juga adaptasi yang ditetapkan secara nasional atau dikenal sebagai National Determined Contribution (NDC).
Menurut Nature Climate Change pada 2018, pariwisata termasuk salah satu sektor paling polutan yang menyumbang 8 persen dari emisi global, di mana 49 persen disumbang oleh jasa transportasi.
Sandiaga menjelaskan, pemerintah sebelumnya telah menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 50 persen pada 2035 dan net zero emission pada 2050 di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak termasuk sektor swasta.
"Program ini kita harapkan dapat memvalidasi net zero kita tahun 2035. Harus dapat mengurangi emisi karbon hingga 50 persen di sektor pariwisata dari 8 persen menjadi 4 persen. Pada 2045 target kita ambisi sekali yaitu sektor pariwisata ini akan net zero," ujarnya.