Bisnis.com, JAKARTA - Harga rumah di Inggris tidak mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun pada September 2022. Hal ini disebabkan kenaikan suku bunga yang tajam sehingga harga pasar properti berisiko meningkat.
Secara bulanan (month-to-month/mom) rata-rata harga rumah di Inggris stagnan pada September 2022, dibandingkan Agustus 2022. Ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak Juli 2021.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (30/9/2022), data yang dirilis Nationwide Building Society menunjukkan tingkat pertumbuhan harga rumah secara tahunan (year-on-year/yoy) melemah menjadi 9,5 persen atau terlemah sejak April 2021, dari posisi 10 persen. Adapun, London tetap menjadi wilayah dengan kinerja pertumbuhan terlemah.
Setelah bertahun-tahun mengalami kenaikan harga, pasar properti Inggris berada di bawah ancaman serius karena prospek kenaikan suku bunga sebagai respons terhadap pemotongan pajak terbesar dalam setengah abad membuat para pembeli ketakutan.
Pemberi pinjaman juga telah menarik produk hipotek dan secara dramatis menaikkan suku bunga.
Hal ini merupakan pukulan keras melampaui dorongan dari pemotongan bea materai untuk pembelian properti, yang merupakan bagian dari pemotongan pajak tahunan senilai £45 miliar yang diumumkan oleh Kanselir Kwasi Kwarteng pekan lalu.
Baca Juga
Pemberian tersebut mendorong Bank of England untuk memperingatkan respons kebijakan moneter 'signifikan' dalam upaya memerangi inflasi. Para analis memperkirakan tingkat suku bunga Bank of England sekitar 6 persen pada tahun depan, terbesar sejak 2001.
Kepala Ekonom Nationwide Robert Gardner mengungkapkan ada tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan pasar selama sebulan terakhir, dengan jumlah hipotek yang disetujui untuk pembelian rumah tetap di bawah tingkat pra-pandemi dan surveyor melaporkan penurunan permintaan pembeli baru.