Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng menghadapi seruan dari anggota partai konservatif untuk membatalkan paket pemotongan pajak yang memicu hari-hari gejolak di pasar keuangan.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (29/9/2022), sejak Kwarteng mengumumkan paket pemotongan pajak terbesar tidak didanai dalam setengah abad pada hari Jumat, suasana di antara anggota parlemen partai konservatif tampaknya menjadi semakin suram saat Bank of England melakukan intervensi dramatis untuk mencegah anjloknya pasar obligasi pemerintah.
Rabu (28/9), BOE melakukan intervensi di pasar obligasi pemerintah atau gilt market dengan menjanjikan pembelian obligasi jangka panjang tanpa batas.
BOE memulai rencana pada Rabu sore dengan membeli obligasi senilai 1 miliar poundstgerling (US$1,07 miliar) yang jatuh tempo dalam 20 tahun atau lebih. Bank sentral disebut telah menyiapkan 5 miliar poundsterling untuk melakukan pembelian ini.
"Kegilaan yang tidak kompeten ini tidak bisa berlanjut," cuit salah satu anggota parlemen, Simon Hoare di akun Twitter-nya, @Simon4NDorset Kamis (28/9/2022).
Meski demikian, anggota lainnya Robert Largan berusaha menerima tindakan tersebut, meski tetap menilai tindakan Kwarteng telah membuat kesalahan, karena memotong tarif tertinggi pajak penghasilan.
Baca Juga
Selain itu, situasi ini sangat menyakitkan bagi anggota parlemen Tory karena mayoritas dari mereka tidak mendukung Truss dalam kontes kepemimpinan justru karena mereka takut akan hasil dari pendekatannya terhadap ekonomi.
Pada bulan Agustus, Mantan Wakil Perdana Menteri Dominic Raab justru mendukung saingan Truss untuk posisi puncak, Rishi Sunak. Dia menyebut rencana pemotongan pajaknya sebagai catatan bunuh diri pemilihan.
Di sisi lain, anggota parlemen Julian Smith menilai pemotongan pajak itu baik karena mampu mengubah arah dalam menghadapi tekanan pasar.
"Kami pikir itu adalah rencana yang tepat karena rencana itu membuat ekonomi kita kompetitif,” cuit Julian Smith MP di akun Twitter-nya (@JulianSmithUK) Rabu (28/9/2022).