Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pemerintah belum berencana untuk menyesuaikan harga BBM kendati harga minyak mentah mulai turun.
Luhut mengatakan volatilitas harga minyak mentah dunia masih sangat kuat karena masih adanya gejolak dari konflik antara Rusia dan Ukraina.
Untuk itu, pemerintah masih belum mau terburu-buru untuk kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijual saat ini.
"Kita tidak bisa memegang itu dengan turun kita naikkan, karena volatilitas masih sangat besar, kalau tiba-tiba Rusia marah dia potong produksinya atau dia tidak ekspor minyaknya kita akan repot, kita liat dulu sementara," ujarnya di Jakarta, Selasa (27/9/2022).
Lebih lanjut, Luhut belum dapat memastikan sampai kapan harga BBM yang dijual saat ini akan dipertahankan.
Namun, dia memastikan bahwa keputusan yang diambil pemerintah telah mempertimbangkan seluruh aspek yang terbaik untuk masyarakat.
Baca Juga
"Saya kira apa yang dilakukan pemerintah sekarang ini super hati-hati untuk kebaikan kita semua dan titip pada masyarakat kita sama-sama menghadapi perfect storm ini, karena ini tidak hanya terjadi di kita saja tapi global, kita malah kena impact terakhir dari negara lain," kata Luhut
Sekadara informasi, harga minyak anjlok sekitar US$2 per barel pada akhir perdagangan Senin (26/9/2022), ke posisi terendah sembilan bulan dalam perdagangan yang bergejolak.
Harga minyak tertekan oleh penguatan dolar AS ketika pelaku pasar menunggu rincian sanksi baru terhadap Rusia. Harga minyak Brent kontrak November merosot US$2,09 atau 2,4 persen menjadi US$84,06 per barel, jatuh di bawah level yang dicapai pada 14 Januari 2022.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November turun US$2,03 atau 2,6 persen menjadi US$76,71 per barel, level terendah sejak 6 Januari 2022.