Bisnis.com, JAKARTA - Persiapan pengelolaan Belawan New Container Terminal (BNCT) akan segera memasuki tahapan baru setelah kunjungan pertama atau site visit dari pemilik Dubai Ports (DP) World pada awal pekan ini, Senin (19/9/2022).
Sebagaimana diketahui, DP World telah resmi menjadi partner investasi dari Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA). Salah satu implementasi perjanjian aliansi strategis sebesar ekuivalen Rp105 triliun itu yakni pengelolaan BNCT, bersama dengan PT Pelindo (Persero).
Direktur Utama Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) M. Adji mengatakan kerja sama antara INA dan Pelindo yakni untuk pengoperasian terminal kontainer internasional di Pelabuhan Belawan, yang saat ini dikelola oleh PT Prima Terminal Petikemas (PTP).
Saat ini tahapan kerja sama yang sedang dilakukan yakni master agreement antara Pelindo dan INA. Selanjutnya, akan dibentuk joint venture (JV) dan dibuat construction & operation agreement antara kedua belah pihak.
"Itu tindak lanjutnya. Kita harapkan di awal tahun depan semuanya sudah bisa on," ujarnya kepada Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia 2022, Jumat (23/9/2022).
Adapun, site visit pada Senin lalu merupakan awal dari tiga hari kunjungan perdana DP World di Belawan. Pada saat itu, Manajer Umum PTP Hotma Tambunan menjelaskan bahwa DP World dan konsultan akan melakukan kunjungan lapangan dan mengecek beberapa aspek sebelum kerja sama joint venture dilaksanakan.
Baca Juga
"Hari ini merupakan harti pertama site visit dari DP World. Ada beberapa kelompok yang dicek meliputi operasional, engineering, keuangan dan teknologi informasi, serta pelaksanaan K3 [keselamatan dan keamanan kerja]," terangnya, Senin (19/9/2022).
Kerja sama dengan DP World yang merupakan penugasan dari Pelindo bakal mengerek optimalisasi PTP dan bisa berdampak pada peningkatan perekonomian di Sumatra Utara dan sekitarnya.
Awal kemitraan investasi DP World dan INA berawal di Paviliun Indonesia, Dubai Expo 2020. Nilai ekonomis dari kerja sama antara dua lembaga senilai US$7,5 miliar atau sekitar Rp105 triliun dalam jangka waktu sampai dengan 30 tahun.
Sembari menanti pelaksanaan join venture tersebut, PTP berusaha mengoptimalkan terminal yang baru beroperasi pada April 2021 itu dengan mencari pasar baru. Caranya yaitu menjalin kerja sama dengan perusahaan pelayaran yang dapat melakukan pelayaran langsung (direct call).
Sejauh ini, perusahaan pelayaran yang telah melakukan direct call di PTP adalah SITC dan CMA CGM dengan rute Chittagong Port ke Belawan, serta beberapa pelayaran dari daratan China seperti Ningbong, Shanghai, dan Sheko, serta ada pula pelayaran dari Singapura.
Sejauh ini, volume barang di PTP pada April-Desember 2021 berjumlah 59.803 box atau setara dengan 63.515 TEUs dengan 45 call kapal.
Pada Januari-Agustus 2022, volume barang naik menjadi 70.602 box atau setara dengan 88.490 TEUs dengan 77 call kapal. Adapun kapasitas terpasang di PTP mencapai 940.000 TEUs pertahun.
Pelaksana Harian (Plh) General Manajer Terminal Petikemas Belawan Wahyudi mengatakan bahwa nantinya penanganan kargo internasional di terminal tersebut akan berada di bawah BNCT yang dikelola PTP sementara penanganan kargo domestik bakal berada di bawah PT Prima Multiterminal.
Untuk diketahui, PT Prima Multi Terminal saat ini mengelola Kuala Tanjung Multipurpose Terminal yang melayani peti kemas, curah, dan kargo.
"Dengan adanya pembagian ini maka masing-masing akan lebih fokus dalam menangani bidangnya masing-masing," terang dia.