Bisnis.com, JAKARTA — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan sebanyak 10,4 juta rekening penerima bansos pemerintah yang pasif alias rekening dormant. Temuan tersebut, sekaligus potensi bansos lebih dari Rp2 triliun yang tidak tersalurkan, telah dilaporkan ke Kementerian Sosial (Kemensos).
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyebut bahwa seluruh temuan lembaganya terkait dengan rekening dormant penerima bantuan sosial (bansos) sudah diserahkan ke Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
"Semua sudah di Kemensos, ya. Kami sudah serahkan semua, berkenan dikonfirmasikan ke Bapak Mensos, ya," ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Rabu (13/8/2025).
Pada kesempatan terpisah, Rabu (6/8/2025), Ivan sebelumnya menjelaskan bahwa PPATK menemukan ada 10.416.162 populasi rekening dormant yang merupakan penerima bansos pemerintah. Temuan ini sejalan dengan laporan berasal dari 105 perbankan kepada PPATK berupa 122 juta rekening dormant atau menganggur.
Dari total 10,4 juta rekening penerima bansos yang dormant itu, terdapat saldo yang tersimpan di dalamnya senilai Rp2,41 triliun. Mayoritas rekening dimaksud sudah tidak aktif bertransaksi selama lima tahun lebih, atau sebanyak 6,3 juta rekening dengan saldo Rp1,37 triliun.
Secara terperinci, PPATK menemukan bahwa sebanyak 9,32 juta rekening dormant penerima bansos itu sudah tidak aktif lebih dari tiga tahun dan menyimpan saldo sampai dengan Rp1 juta. Total saldo yang disimpan pada rekening-rekening dormant itu mencapai Rp1,42 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, sebanyak 520.119 rekening dengan status dormant yang juga sudah tidak aktif bertransaksi lebih dari tiga tahun memiliki saldo Rp1 juta sampai dengan Rp2 juta. Keseluruhan rekening menyimpan Rp692,9 miliar.
"Potensi total dana pada rekening dormant bansos yang tidak/belum tersalurkan sebesar Rp2.114.427.596.030," terang Ivan kepada wartawan di kantor PPATK, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Temuan PPATK itu didapatkan dari hasil pencocokan data rekening dormant yang dihimpun PPATK dari perbankan, serta data penerima bansos Kemensos yakni sebanyak 28,4 juta nomor induk kependudukan (NIK).
Menurut Ivan, bansos memiliki kriteria sebagai uang cepat atau fast money. Uang itu segera digunakan atau didebet sesegera mungkin setelah masuk ke rekening.
"Ketika dia mengendap, kita berkesimpulan bahwa orang ini tidak lagi jadi penerima bansos sehingga harus ada kebijakan," tuturnya.
Uang Bansos Ditarik Lagi
Adapun saat ditemui di Istana Kepresidenan, Rabu (6/8/2025), Menteri Sosial Saifullah Yusuf turut mengamini rencana pertemuannya dengan PPATK. Pertemuan itu juga rencananya untuk membahas temuan 600.000 penerima bansos yang juga terindikasi sebagai pemain judi online.
Saifullah, atau akrab disapa Gus Ipul, mengatakan bahwa sejatinya dana bansos yang diam di rekening penerima manfaatnya selama lebih dari tiga bulan akan ditarik lagi.
"Sebenarnya ada aturan ya, kalau sampai ngendon selama lebih dari 5 bulan lebih 15 hari itu akan ditarik lagi," ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/8/2025).
Gus Ipul mengatakan bahwa uang bansos itu akan ditarik lagi karena dianggap sudah tidak lagi membutuhkan. Senada dengan Ivan, dana bansos yang bersifat fast money harusnya langsung diambil.
Dia menyebut bakal berkoordinasi dengan PPATK dan bank BUMN (Himbara) untuk menindaklanjuti temuan rekening dormant penerima bansos itu.
Pria yang juga Sekjen PBNU itu lalu menuturkan, kini kementeriannya di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) juga sudah menindaklanjuti Instruksi Presiden (Inpres) No.4/2025 tentang Data Terpadu Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Di sisi lain, Gus Ipul juga sudah sempat berkoordinasi dengan PPATK untuk mencocokkan data 9 juta lebih pemain judi online dengan penerima bansos melalui kementeriannya. Hasilnya, sekitar 600.000 pemain judi online juga menerima bansos.
Akibatnya, per kuartal III/2025 ini, separuhnya sudah tidak diberikan bansos lagi.
"Yang 600.000 itu, 228.000 lebih sudah tidak menerima bansos lagi dari triwulan ketiga ini. Sementara 300.000 lebih masih dalam proses pendalaman," pungkasnya.