Bisnis.com, MANGUPURA – Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bertemu dengan United States Trade Representative (USTR) Duta Besar Katherine Tai, Kamis (22/9/2022), membahas sejumlah isu dan peluang peningkatan kerja sama antara Indonesia-Amerika Serikat.
Selain peningkatan kerja sama, Zulkifli juga meminta dukungan percepatan otorisasi pemberlakuan Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan tarif bea masuk.
“Indonesia menyambut baik setiap kesempatan dan forum kedua negara untuk membahas isu-isu yang penting dalam hubungan Indonesia dan AS,” kata Zulkifli, Jumat (23/9/2022).
Zulhas meminta dukungan untuk percepatan otorisasi pemberlakuan GSP. Pasalnya, proses pemberlakuan GSP telah memakan waktu hampir dua tahun sejak keputusan perpanjangan GSP.
“Kami meminta agar Duta Besar Tai dapat mendorong proses otorisasi pemberlakuan GSP oleh Kongres AS, mengingat prosesnya yang sampai saat ini telah memakan waktu hampir dua tahun semenjak keputusan perpanjangan GSP untuk Indonesia diumumkan,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Mendag yang akrab disapa Zulhas ini menyampaikan terima kasih atas dukungan AS kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 ini dan mengucapkan selamat kepada Dubes Tai atas suksesnya pertemuan tingkat Menteri Indo–Pacific Economic Framework (IPEF) pada awal September lalu.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana pelaksanaan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) tingkat menteri. Zulhas berharap agar pembahasan berfokus pada kebijakan yang strategis dan konstruktif untuk mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi.
Sebagai informasi, pada 2021, total perdagangan Indonesia dan AS mencapai US$37 miliar, atau meningkat 36,17 persen dari 2020. Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar US$25,8 miliar atau naik 38,71 persen.
Impor Indonesia dari AS sebesar US$11,2 miliar, naik 30,23 persen. Indonesia mencatatkan surplus US$14,6 miliar. Pada 2021 juga, AS menjadi negara dengan peringkat ke-2 sebagai tujuan ekspor, dan peringkat ke-4 sebagai tujuan impor.
Produk ekspor utama Indonesia ke AS adalah minyak sawit, krustasea hidup, alas kaki kulit, krustasea dan moluska, dan furnitur. Produk impor utama Indonesia adalah minyak bumi, kedelai, vaksin, residu pati, dan tepung.