Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Truk Minat Konversi Kendaraan Listrik, Asal Ada Subsidi

Pengusaha truk menyambut positif wacana subsidi untuk konversi kendaraan listrik.
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021).   Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com
Truk logistik melewati jalan tol di Tb Simatupang, Jakarta, Rabu (28/4/2021). Implementasi standar Euro 4 akan menguntungkan para pemilik kendaraan niaga dan logistik, termasuk Isuzu. Selain kian hemat BBM, kendaraan juga makin mudah perawatannya. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha truk berminat untuk melakukan konversi kendaraan BBM ke tenaga listrik seiring dengan adanya wacana pemberian subsidi dari pemerintah.

"Minat konversi sangat besar, sekaligus dianggap peremajaan," ujar Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, Rabu (21/9/2022).

Gemilang juga mendukung upaya pemerintah dalam mendorong industri baterai untuk kendaraan bermotor listrik beserta transmisinya. Apalagi, harga BBM subsidi saat ini sudah naik sehingga turut berdampak pada operasional angkutan truk barang.

Upaya konversi guna elektrifikasi kendaraan menjadi preferensi pengusaha truk dibandingkan investasi untuk kendaraan baru. Biaya investasi yang masih mahal untuk membeli kendaraan baru menjadi alasannya.

"Beli kendaraan listrik baru kelihatannya masih jauh," kata Gemilang.

Di sisi lain, fasilitas penunjang untuk kendaraan listrik dinilai masih minim. Kendati demikian, Gemilang menilai kondisi tersebut justru menjadi peluang tersendiri bagi pelaku usaha.

"Belum [menunjang untuk fasilitas penunjang], tetapi itu kita anggap bisnis. Kalau menguntungkan pasti banyak orang masuk," lanjutnya.

Secara terpisah, Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menilai konversi truk dari berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik merupakan suatu upaya yang lebih efektif untuk mengurangi emisi gas buang. Konversi ke kendaraan listrik dinilai lebih efektif dan efisien dibandingkan standar emisi Euro IV.

Ketua Umum ALI Mahendra Rianto mengatakan bahwa biaya konversi akan lebih murah dibandingkan dengan biaya investasi pengadaan kendaraan baru. Hal itu, lanjutnya, bisa ikut menekan salah satu komponen biaya logistik yang saat ini sudah sangat tinggi.

"Quick wins, coba ambil jalan lain tidak dengan Euro, karena itu kan tetap dengan bahan bakar fosil. Kenapa tidak dijadikan listrik," terangnya.

Seperti diketahui, pemerintah semakin gencar untuk mendorong elektrifikasi kendaraan baik di level pemerintah maupun masyarakat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bahkan mengungkap wacana pemberian subsidi biaya konversi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan bermotor listrik berbasi baterai (KBLBB).

Subsidi diharapkan bisa mempercepat penggunaan kendaraan listrik secara massal di Indonesia.

"Kami bersama Kementerian/Lembaga dan unsur terkait, tengah berdiskusi mengupayakan ada subsidi untuk melakukan konversi dari kendaraan BBM ke listrik. Khususnya untuk sepeda motor," ujar Menhub Budi Karya Sumadi, dikutip dari siaran pers.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper