Sebab, sambungnya, mulai dari pola suplai, produksi, sampai dengan distribusi memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga dampak kenaikan harga BBM terhadap salah satu komponen pasti memengaruhi komponen lain.
Sebagaimana kita ketahui bersama pola suplai, produksi dan distribusi memiliki kaitan yang sangat erat. Perubahan pada salah satu komponen di dalam mata rantainya akan memberi pengaruh kepada proses yang lain.
Pada perkembangan lain, emiten pengelola jaringan ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), masih meminta data perubahan harga produk kepada produsen seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
Corporate Affairs Director Alfamart Solihin mengatakan data tersebut secara garis besar terkait dengan tanggal kenaikan harga produk, persentase kenaikan, dan beberapa penyesuaian lainnya.
"Alfamart lagi minta data ke produsen. Produsen bisa jadi sedang wait and see juga karena masih harus melihat peluang bisnis dengan kompetitor [dalam menaikkan harga]," kata Solihin kepada Bisnis.
Dia menjelaskan, biasanya, terdapat 2 kemungkinan dalam hal penyesuaian harga oleh produsen yang memasok produk-produknya ke perusahaan ritel seperti Alfamart.
Baca Juga
Pertama, sebagai contoh, produsen menaikkan harga produknya di Alfamart pada 15 Oktober 2022, tetapi masih menjual barang kepada peritel dengan harga lama untuk pembelian terakhir. Dengan catatan, jumlah pembelian tidak melebihi batas rerata yang ditentukan.
Kedua, terdapat juga kemungkinan produsen memberitahukan peritel bahwa kenaikan harga bakal dilakukan, tetapi sudah menjual produk-produknya dengan nilai yang sudah disesuaikan.