Bisnis.com, JAKARTA - Produsen Cap Panda, PT Kino Indonesia Tbk. (KINO), masih mempertimbangkan daya beli masyarakat terkait dengan perihal penaikan harga produk menyusul naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk. Budi Muljono mengatakan perusahaan sedang akan melakukan kajian mengenai kenaikan harga produk tersebut serta memastikan adanya efisiensi di setiap lini bisnis.
"Terkait dengan kenaikan harga BBM ini, kajian untuk kenaikan harga dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat dan kami akan tetap melakukan efisiensi di setiap lini," ujarnya kepada Bisnis.com baru-baru ini.
Sebagai informasi, KINO sendiri sudah melakukan efisiensi sejak Juli 2022 sebagai antisipasi perusahaan terhadap naiknya harga bahan baku.
Pada periode tersebut, jelas Budi, perusahaan melakukan efisiensi di beberapa pos anggaran, terutama di pembiayaan iklan dan promosi produk.
Sementara itu, produsen produk makanan dan minuman lainnya, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), belum membahas masalah penyesuaian harga merespons naiknya harga BBM, termasuk dengan peritel seperti Alfamart dkk.
Baca Juga
Perseroan mengatakan perusahaan harus terlebih dulu melakukan kalkulasi cost dari berbagai macam komponen sebelum kemudian bisa menentukan langkah terkait dengan harga produk.
"Kami mesti hitung dulu. Sebab, masalah harga produk tidak hanya menyoal kenaikan harga BBM. Dengan ritel seperti Alfamart, Indomaret, dan Carrefour pun belum ada pembahasan," ujar pihak perseroan kepada Bisnis, Kamis (15/9/2022).
Namun demikian, sambungnya, emiten berkode saham MYOR tersebut belum memiliki rencana ataupun perkiraan untuk menaikkan harga produk karena mempertimbangkan sejumlah faktor.