Bisnis.com, JAKARTA – Belum turunnya harga bahan baku untuk sejumlah produk industri makanan dan minuman (mamin) dan sejumlah ganjalan lainnya masih menjadi beban bagi perusahaan dalam merealisasikan keuntungan.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) Budi Muljono mengatakan emiten produk minuman merek Cap Panda itu terpaksa melakukan efisiensi demi mampu mengantisipasi kondisi tersebut.
"Harga bahan baku yang belum turun semua akan tetap memberikan tekanan pada produsen untuk tetap profitable," kata Budi kepada Bisnis, Jumat (22/7/2022).
Selain masalah harga bahan baku, lanjutnya, efisiensi dilakukan mempertimbangkan pemulihan daya beli yang belum sepenuhnya pasti seiring dengan meningkatnya curah hujan yang membatasi mobilitas konsumen.
Tak hanya itu, kata Budi, inflasi yang dialami oleh sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di Eropa saat ini snagat berpengaruh terhadap daya beli konsumen.
Tentu saja, pandangan ini menjadi antitesis dari optimisme di ekosistem industri mamin yang diprediksi mampu lebih menggeliat pada paruh kedua tahun ini setelah tercatat mengalami pertumbuhan pada semester I/2022.
Mengutip data Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri mamin tersebut meraup investasi senilai Rp42 triliun atau naik 7,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I/2022.