Bisnis.com, JAKARTA – Daya saing industri makanan dan minuman Tanah Air di ekosistem investasi global dinilai cukup tinggi dan lebih baik dari sejumlah negara maju yang tertekan akibat inflasi.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan posisi tawar industri mamin Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang terimbas inflasi.
"Industri mamin dalam negeri lebih baik dari negara besar lainnya. Permintaan domestik AS dan Eropa turun. Investor akan lebih melirik Indonesia," kata Faisal kepada Bisnis, Kamis (21/7/2022).
Selain AS dan Eropa, industri mamin kompetitor lain seperti China juga sedang dalam kondisi kurang beruntung sehubungan dengan masih berlakunya kebijakan zero Covid-19.
Dengan demikian, sambungnya, inflasi global tidak akan menjadi faktor yang cukup signifikan bagi investor untuk mengurangi minat dalam menanamkan modal di industri mamin.
Sebab, permintaan domestik yang terus membaik seiring dengan kian longgarnya mobilitas masyarakat pascapandemi Covid-19 dinilai menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor.
Mengutip data Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri tersebut meraup investasi senilai Rp42 triliun atau naik 7,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I/2022.
Industri tersebut meraup investasi mayoritas dari PMDN senilai Rp24,2 triliun atau 8,8 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.